Pengamat: Orang yang Dapat Kemapanan dari Rezim Ingin Memperlama Kenikmatan yang Diraih

Pengamat: Orang yang Dapat Kemapanan dari Rezim Ingin Memperlama Kenikmatan yang Diraih

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin mengomentari isu perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mualimin isu perpanjangan masa jabatan ini didorong oleh keinginan orang yang sudah dapat kemapanan dari rezim untuk memperlama kenikmatan yang mereka raih.

Seperti diketahui, ada sukarelawan Jokowi yang mendorong perpanjangan dua sampai tiga tahun jabatan Jokowi di periode ke-dua ini. 

Mereka berdalih bahwa perpanjangan masa jabatan itu ditujukan agar Pemerintahan Joowi bisa fokus mengatasi pandemi Covid-19.

Sebab, seperti diketahui, jabatan Presiden Jokowi berakhir tiga tahun lagi, tepatnya pada tahun 2024.

Namun, Mualimin menilai bahwa alasan itu hanyalah cara mereka yang mendukung untuk ngeles.

“Yang jelas kalau jabatan Jokowi lewat batas 2024, bertentangan dengan semangat reformasi,” katanya pada Kamis, 2 September 2021, dilansir dari GenPI.co.

Mualimin mengingatkan bahwa berdasarkan konstitusi, masa jabatan presiden paling lama hanya 10 tahun yang terdiri dari dua periode.

Lebih lanjut, ia mengaku sudah mencium dan mengetahui latar belakang dari mencuatnya rumor isu perpanjangan jabatan Jokowi.

“Motifnya tentu saja orang yang sudah dapat kemapanan dari rezim ingin memperlama kenikmatan yang diraih,” jelas Mualimin.

Menurutnya, oposisi atau rakyat yang hari ini sedang kesulitan ekonomi menginginkan ada presiden baru di tahun 2024.

“Ada nuansa dan program lainya dari pemimpin baru,” tandas Mualimin. [terkini]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA