Gereja Katolik Kanada Minta Maaf ke Warga Atas Kekerasan di Sekolah Pribumi

Gereja Katolik Kanada Minta Maaf ke Warga Atas Kekerasan di Sekolah Pribumi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gereja Katolik meminta maaf dengan "tegas" pada Jumat (24/9) kepada warga pribumi Kanada atas pelanggaran selama seabad di sekolah-sekolah yang dikelola gereja Katolik.

"Kami, Keuskupan Katolik Kanada, menyampaikan penyesalan mendalam kami dan meminta maaf dengan tegas," kata mereka dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Permintaan maaf tersebut diungkapkan kurang dari seminggu sebelum Hari Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional, yang didedikasikan untuk menghormati anak-anak pribumi dan para penyintas kekerasan di sekolah katolik yang dikelola gereja Katolik, yang dijadwalkan pada 30 September mendatang.

Dalam pernyataannya, Keuskupan mengatakan mereka "mengakui penderitaan yang dialami" oleh para siswa dan "pelanggaran berat" yang menimpa mereka, dengan menyebut penganiayaan "fisik, psikologi, emosional, spiritual, budaya, dan seksual".

"Banyak komunitas dan keusukupan Katolik yang berpartisipasi dalam sistem ini, yang menyebabkan penindasan bahasa pribumi, kultur dan spiritualitas, gagal menghormati kekayaan budaya, tradisi dan kebijaksanaan warga pribumi," kata mereka.

"Kami juga dengan sedih mengakui trauma dan sejarah berkepanjangan dan warisan penderitaan dan tantangan yang dihadapi warga pribumi yang berlanjut hingga saat ini".

Warga dan pimpinan pribumi telah menyerukan permintaan maaf kepausan atas peran gereja di sekolah Kamloops Indian Residensial, dengan dukungan PM Justin Trudeau yang pada Juni lalu mengatakan telah memohon Paus Fransiskus untuk "membuat permintaan maaf kepada penduduk asli Kanada di tanah Kanada".

Para uskup mengatakan delegasi warga penduduk asli Kanada dijadwalkan akan pergi ke Vatikan pada Desember mendatang untuk bertemu dengan Paus.

Sementara itu, mereka juga berjanji untuk bekerja dengan Vatikan dan pemimpin warga pribumi untuk mencoba menjadwalkan kunjungan kepausan ke Kanada "sebagai bagian dari perjalanan penyembuhan ini".

Sebagaimana diketahui, pada Mei lalu, jenazah ratusan anak-anak pribumi ditemukan di asrama di sekolah Kamloops Indian Residensial di British Canada. Sekolah itu ditutup pada 1978.

Selama beroperasi sekolah itu dituduh memisahkan secara paksa 150 ribu anak-anak dari rumahnya. Mereka diduga mendapat kekerasan, perkosaan, dan menderita malnutrisi.

Meski demikian, Puas Fransiskus tidak meminta maaf secara langsung atas penemuan tersebut. Ia hanya mengaku sedih mendengar laporan penemuan 215 jenazah siswa sekolah Katolik pribumi tersebut.

Hal itu disampaikan Paus saat memimpin pemberian berkat di Basilika Santo Petrus, mendorong politikus Kanada dan pemuka Katolik setempat untuk saling bekerja sama. Paus yakin tindakan itu dapat membawa pada rekonsiliasi dan penyembuhan trauma.

"Saya merasa sangat dekat warga Kanada yang trauma atas berita tersebut," ujar Paus.

"Penemuan menyedihkan ini makin membuat kami mengerti penderitaan dan sakit yang dirasakan di masa lalu," sambung dia. (kumparan)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita