Pengakuan Jujur Pemerintah Tak Prediksi Lonjakan Corona Seganas Ini

Pengakuan Jujur Pemerintah Tak Prediksi Lonjakan Corona Seganas Ini

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Luhut Pandjaitan mengaku tidak menduga pandemi COVID-19 bakal mengamuk di pertengahan tahun ini. Lonjakan wabah virus Corona mengejutkan negara.

"Karena jujur, kita juga tidak pernah memprediksi setelah Juni tahun ini keadaan ini terjadi lonjakan lagi. Karena inilah yang kita ketahui baru. Jadi banyak ketidaktahuan kita mengenai COVID ini, dan ternyata setelah bulan Juni ini kenaikannya luar biasa," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini, dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Kamis (1/7) kemarin.

Luhut kini juga menjadi Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali. Pengakuannya soal lonjakan Corona yang di luar prediksi dia sampaikan saat dia menjelaskan mengenai kondisi pandemi saat ini. Dalam kondisi Corona gelombang kedua ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin rakyat tidak menderita. Program bantuan sosial (bansos) akan kembali bergulir.

"Perintah Presiden itu clear, loud and clear dan itu diberi tahu ke saya. Jadi jangan sampai rakyat menderita berkelanjutan, oleh karena itu tadi kita rapat mengenai bansos," kata Luhut.

Situasi COVID-19 di Indonesia

Baru saja, Indonesia mencatatkan rekor tertinggi kasus baru COVID-19 sepanjang sejarah pandemi dalam negeri. Pada Kamis, 1 Juli 2021, ada 24.836 kasus baru, dengan demikian jumlah total kasus terkonfirmasi COVID-19 ada 2.203.108 kasus.

Angka kematian juga memecahkan rekor. Dalam sehari, tercatat 504 kasus kematian COVID-19. Dengan demikian, total angka kematian COVID-19 dari Maret 2020 hingga sekarang adalah 58.995 orang.

Satgas Penanganan COVID-19 menyebut saat ini Indonesia telah memasuki Corona gelombang kedua. Indikatornya adalah semakin banyaknya zona merah atau zona berisiko tinggi infeksi COVID-19. Kenaikan kasus Corona terjadi sepekan usai libur Lebaran. Kondisi ini diperparah dengan masuknya Corona varian baru yang lebih cepat menular dan menuntut perhatian, yakni varian Delta.

"Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia," kata Koordinator Tim Pakar dan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6).

Tak adakah yang memprediksi lonjakan Corona kali ini?

Luhut mengaku dirinya tidak memprediksi kondisi COVID-19 bakal melonjak lagi seperti sekarang. Namun mundur ke tahun 2020, pernah ada prediksi bahwa Indonesia bakal mengalami puncak pandemi COVID-19 pada pertengahan 2021 atau saat ini.

Sebagaimana diberitakan detikHealth, 1 September 2020, prediksi itu disampaikan epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. Saat itu, dia melihat ada pertambahan 3.003 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam.

"Kecepatan penularan dilihat bertahap, dari beta statistik percepatan transmisi, wow kaget. Kalau tidak melakukan penanganan secara serius, kemungkinan akan terus sampai 2021, pertengahan atau awal semester pertama baru sampai puncaknya," tutur Pandu dalam diskusi daring Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi COVID-19, 22 Agustus 2020.

Selain itu, Pandu menyebut, jika penanganan pandemi tidak kunjung serius, ia khawatir pada titik puncak tahun depan, infeksi harian tertinggi diperkirakan dapat mencapai 60 ribu kasus.(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA