Luhut Minta Pengamat-Politisi Kompak, PD Sindir Internal Pemerintah

Luhut Minta Pengamat-Politisi Kompak, PD Sindir Internal Pemerintah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengajak semua pihak kompak dalam menghadapi krisis pandemi Corona. 

Partai Demokrat (PD) balik mempertanyakan kekompakan internal pemerintah dalam menyelamatkan nyawa rakyat saat Corona tengah menggila.

"Pemerintah minta rakyat kompak, tapi pemerintah sendiri di internalnya kompak apa tidak? Apa benar semua sudah bekerja sama dalam satu komando, fokus pada penyelamatan nyawa rakyat?," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP PD Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Kamis (15/7/2021).

"Tidak ada yang berusaha mencari keuntungan di tengah pandemi, seperti mau dapat cuan dari vaksin dengan menjualnya? Tidak ada yang sibuk minta anggaran besar untuk bangun ini itu, atau selamatkan usaha rekanan yang merugi, padahal seharusnya semua anggaran fokus ke penyelamatan nyawa?," tambahnya.

Herzaky menyebut sebaiknya pemerintah introspeksi diri sebelum mengajak dan mengesankan rakyat tidak kompak. Sebab, kata dia, Indonesia mengalami situasi darurat Covid-19 seperti sekarang karena kesalahan pemerintahan.

"(Pemerintah) Menganggap remeh ledakan Covid-19 di India sejak April lalu. Sudah diingatkan berulang kali oleh para pakar epidemiologi sejak Mei untuk antisipasi karena besar potensinya untuk terjadi di Indonesia, tapi pemerintah antara tidak mau, tidak tahu, atau ragu untuk bertindak. Penerbangan dari luar tidak juga distop, padahal sumber Covid-19 varian baru ini dari luar negeri semua," ucapnya.

Dia menilai pemerintah tidak antisipatif dan tidak siap dengan penanganan pandemi saat ini. Menurutnya, kini rakyat yang mengingatkan malah dianggap tidak kompak.

"Rakyat sudah benar untuk terus-menerus mengingatkan, ketika pemerintahnya keras kepala. Karena nyawa yang hilang akibat Covid-19 itu milik vapak, ibu, adik, kakak, kerabat dekat, ataupun sahabat rakyat," ucapnya.

Menurut Herzaky, kini rakyat sudah lelah karena kehilangan keluarga atau sahabat dekatnya akibat Covid-19. Tapi, kata dia, pemerintah bisanya hanya marah-marah, menantang, menuduh rakyatnya, tanpa ada satupun kata maaf keluar.

"Dukungan luar biasa sudah diberikan rakyat, termasuk oleh kami, Partai Demokrat, kepada pemerintah, termasuk di tataran kebijakan dan anggaran dengan UU No.2 Tahun 2020. Rakyat di seluruh Indonesia, termasuk kader-kader Partai Demokrat, sudah banyak bergerak membantu sesamanya sejak pandemi ini melanda Indonesia. Tidak perlu lagi diajak solider atau kompak," katanya.

mengatakan para politisi punya komitmen dan kebersamaan yang kuat untuk menghadapi Covid-19 dan segala dampaknya secara bersama-sama. Justru, kata dia, pemerintah lah yang mesti terbuka atas setiap masukan dari masyarakat.

"Pemerintah yang harus terus jujur, transparan dan akuntabel dalam menangani virus Corona ini. Pemerintah harus tegas, adil dan berani mengambil tanggung jawab apapun resikonya untuk menyelamatkan rakyatnya. Salus populi suprema lex esto, itu harapan kami politisi dan masyarakat," katanya.

Didik menyebut penggunaan kata 'Anu' yang disampaikan Luhut bisa diartikan sebagai bahwa pemerintah kurang terbuka dalam menghadapi situasi Covid-19 yang relatif belum bisa terkendali ini. Menurutnya, Luhut sebagai penanggung jawab PPKM Darurat Jawa-Bali ini tidak boleh kehilangan fokus terhadap penanganan Covid-19 ini, apalagi berpotensi melempar kecurigaan terhadap pihak lain.

"(Luhut) Harus tetap percaya diri seperti saat menerima tanggung jawab awal. Namun perlu juga terukur dan obyektif melihat situasi dan fakta yang ada di masyarakat," ucapnya.

Menurut Didik, sebaiknya pemerintah tak melulu mengklaim bahwa Covid-19 di Tanah Air masih terkendali. Sebab, banyak cerita masyarakat yang kesulitan mendapat fasilitas kesehatan karena rumah sakit penuh, tambung oksigen dan obat-obatan mulai susah diakses masyarakat, serta beberapa negara berpotensi menetapkan Indonesia sebagai red list.

"Artinya apa? Pemerintah harus lebih serius, terbuka dan obyektif, serta mendengar dan melibatkan partisipasi publik sebanyak mungkin. Jangan sebaliknya menakuti masyarakat untuk memberikan masukan," tegasnya.

Seperti diketahui, Menko Marves Luhut Pandjaitan mengatakan banyak pihak swasta yang memberikan sumbangan tanpa banyak berkomentar. Luhut mengajak semua pihak kompak dalam menghadapi krisis pandemi Corona ini.

"Kalau kita lihat, ini (donasi pihak swasta) sangat-sangat banyak yang datang. Tidak banyak berkomentar. Saya ulangi, tidak banyak berkomentar. Mereka memberikan sumbangan, ada yang kita minta, ada yang tidak kita minta. Dan semua memberikan sumbangan barang, kami tidak menerima sumbangan uang," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7).

Dia berharap pengamat hingga politikus kompak dalam menghadapi situasi saat ini. Menurutnya, pandemi Corona ini harus diselesaikan terlebih dahulu.

"Dan saya harap, dari teman-teman semua, maaf, pengamat-pengamat, politisi-politisi, tolong semua, please. Kalau kali ini, kita kompaklah. Nanti selesai ini, Anda mau anu lagi, silakan," ungkapnya.

Luhut mengingatkan bahwa prioritas saat ini ialah menyelamatkan orang banyak. Dia menitipkan harapan ini kepada semua pihak.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita