Bendungan China Rusak Parah Dihantam Banjir, Bisa Runtuh Kapan Saja

Bendungan China Rusak Parah Dihantam Banjir, Bisa Runtuh Kapan Saja

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Tentara China memperingatkan bahwa bendungan yang rusak di wilayah tengah negara itu "bisa runtuh kapan saja", setelah rusak parah akibat badai yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan membuat kawasan itu terhenti.

Otoritas cuaca China telah mengeluarkan tingkat peringatan tertinggi untuk provinsi Henan tengah.

Hujan lebat menyebabkan gangguan yang meluas, dan mengevakuasi penduduk dari jalan-jalan yang banjir di China tengah.

Pada Selasa malam (20/7/2021), unit regional Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) memperingatkan bahwa hujan deras yang tak kunjung berhenti telah menyebabkan jebolnya bendungan Yihetan di Luoyang - sebuah kota berpenduduk sekitar tujuh juta orang - dengan risiko "dapat runtuh kapan saja."

Komando Pusat PLA mengatakan telah mengirim tentara untuk melakukan tanggap darurat termasuk peledakan untuk mengalihkan banjir.

"Pada 20 Juli, terjadi retakan sepanjang 20 meter di bendungan Yihetan .... bantaran sungai rusak parah dan bendungan itu bisa runtuh kapan saja," kata PLA dalam pernyataan itu melansir CNA.

Banjir di China biasa terjadi selama musim hujan. Cuaca ekstrem menyebabkan kekacauan tahunan dan menghanyutkan jalan, tanaman, dan rumah.

Tetapi ancaman itu telah memburuk selama beberapa dekade.

Sebagian penyebabnya karena pembangunan bendungan dan tanggul yang meluas, memutuskan hubungan antara sungai dan danau yang berdekatan.

Pembangunan itu diduga mengganggu dataran banjir yang telah membantu penyerapan air sepanjang musim panas.

Di kota terdekat Zhengzhou, setidaknya satu orang tewas dan dua lainnya hilang sejak hujan lebat mulai mengguyur kota itu, menurut People's Daily yang dikelola pemerintah.

Dilaporkan juga sejumlah rumah telah runtuh.

Media lokal melaporkan bahwa dua orang tewas ketika tembok runtuh di distrik lain di kota itu.

Menurut otoritas cuaca, curah hujan mencapai level tertinggi yang tercatat sejak pencatatan dimulai enam puluh tahun lalu. Hanya dalam tiga hari, kota itu sudah mengalami curah hujan rata-rata setahun.

Pihak berwenang menutup sistem kereta bawah tanah Zhengzhou yang kebanjiran dan membatalkan ratusan penerbangan.

Video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan penumpang di gerbong kereta bawah tanah yang banjir di Zhengzhou. Mereka berpegangan pada pegangan saat air di dalamnya melonjak setinggi bahu, dengan beberapa berdiri di kursi.

Air terlihat memancar melalui platform bawah tanah yang kosong dalam rekaman media pemerintah, CCTV.

Di akun Weibo resminya, dinas pemadam kebakaran membagikan laporan bahwa penumpang diselamatkan dari kereta yang terhenti, tetapi tidak mengunggah pernyataannya sendiri.

Salah satu akun penumpang mengatakan petugas pemadam kebakaran dan penyelamat telah membuka lubang di atap gerbongnya dan mengevakuasi penumpang satu per satu.

Rekaman lain menunjukkan seorang pria duduk di atas mobilnya yang setengah terendam di sebuah underpass.

Lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi pada Selasa sore (20/7/2021), kata pemerintah provinsi.

Pemerintah lokal memperingatkan bahwa 16 waduk telah melihat air naik ke tingkat yang berbahaya, karena hujan merusak ribuan hektar tanaman dan menyebabkan kerusakan sekitar 11 juta dollar AS (Rp 159,7 miliar). [kompas]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita