Viral Kades di Kudus Keliling Hingga Frustasi Imbau Warga Taat Prokes

Viral Kades di Kudus Keliling Hingga Frustasi Imbau Warga Taat Prokes

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah zona merah penyebaran virus Corona atau COVID-19. 

Sebuah video seorang kepala desa sampai frustasi mengimbau warganya agar taat protokol kesehatan viral di media sosial.

Video beredar di sejumlah media sosial percakapan. Pada video berdurasi 2 menit 40 detik itu memperlihatkan sebuah mobil pikap keliling ke desa. Tampak di atas pikap terdapat pengeras suara sambil terus menyemprotkan disinfektan di seluruh desa.

Di video itu terdengar suara seorang pria mengimbau warga agar taat protokol kesehatan. Nampak sesekali ungkapan dengan nada keras, tegas, bercampur aduk dengan ajakan mengiba, ungkapan kesal, frustasi dan hingga pasrah.

"Anak-anak kita pengin sekolah Bu, anak-anak kita pengin sekolah, pengen ngaji Bu, kita sudah bosan seperti ini, Bu. Tapi sampeyan saya minta pakai masker tidak mau. Dikasih masker kalau berkumpul, jaga jarak tidak mau. Subhanallah, sampeyan menyalahkan negara nutup sekolah, nutup pabrik. 

Kok salahkan, sampeyan pakai masker tidak mau. Ya Allah Ya Karim.
Kadang masih berdempetan. Lebaran disuruh jangan silahturahim salam-salaman, sampeyan ya salam-salaman. Inilah akibatnya.

Kami negor kau kena Corona kau salahkan negara. Terus kami harus bagaimana, kami harus bagaimana?
Ketika kau saya minta prokes kesehatan kau mengatakan itu hanya omong kosong, ketika kau minta pakai masker, membuat sesak nafas dadaku. Tapi ketika kau sakit, sakit minta tolong pada dokter kami.

Ayo Bu, sadar Bu. Anak kita sudah di rumah lama. Anak kita sudah bosan pengin masuk sekolah. Ayo kemana pakai masker, ayo sadar Pak, Pak. Pakai masker, nggih pakai masker. Kalau berjualan jaga jarak Bu, kasihan anak kita," begitu suara yang terdengar di dalam video tersebut.

"Coba lihat anak kita, nanti keluar sudah dapat ijazah, sampeyan disuruh pakai masker tidak mau. Begini lho, kalau pakai masker kalau ada pembagian masker saja. Laa ilaaha illallah, pergi-pergi tidak mau pakai masker, Ya Allah Ya Karim, Astaghfirullah robbal baroya,"pungkas dia.

detikcom menelusuri seorang kades di video tersebut. Ternyata kades yang dimaksud adalah Kepala Desa Golantepos, Kecamatan Mejobo, Nur Taufik. Taufik saat dimintai konfirmasi membenarkan bahwa itu dirinya. Dia mengaku sudah puluhan kali melakukan imbauan kepada masyarakat untuk taat protokol kesehatan.

"Sampai detik itu saya sudah wara-wara (memberitahu/mengingatkan) sampai 30 kali lebih mungkin ya selama pandemi. Mungkin 50 lebih," ungkapnya.

Taufik menjelaskan pada video tersebut dirinya mengaku sudah lelah dan kesal. Apalagi menurutnya warga masih abai protokol kesehatan. Padahal kasus Corona di Kudus tengah menggila.

"Kemarin perasaan kesel campur warga campur semuanya. Ya spontanitas. Ini baru gencarnya di masjid, di masjid saya gencarkan pakai masker," kata Taufik.

"Upaya semua yang punya desa, sudah maksimal mungkin kita menekan penyebaran virus Corona," sambung dia.

Dia mengatakan di desa saat ini merupakan zona kuning penyebaran COVID-19. Ada sebanyak tiga orang yang tengah menjalani isolasi mandiri.

"Zona kuning di sini (Desa Golantepos). Terkonfirmasi beberapa warga, ada tiga isolasi mandiri dan banyak yang sembuh," pungkas Taufik.

Terpisah Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Nasiban per 4 Juni ada sebanyak 1.147 orang aktif terkonfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah tersebut terdapat penambahan 193 orang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Per 4 Juni 2021 ada 1.147 orang terkonfirmasi aktif positif COVID-19, terdiri dari 375 dirawat di rumah sakit dan 1.103 orang menjalani isolasi mandiri," kata Nasiban dalam keterangan tertulis kepada wartawan siang ini.

"Kasus baru per 4 Juni ada 193 orang terkonfirmasi positif COVID, lalu angka kesembuhan ada sebanyak 6.094 orang dan meninggal dunia ada 683 orang. Secara keseluruhan terkonfirmasi positif COVID ada 8.210 orang," tambahnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita