Utang BUMN Membengkak, PPP: Saat Ini Berdarah-darah Diharapkan Nanti Bisa Survive

Utang BUMN Membengkak, PPP: Saat Ini Berdarah-darah Diharapkan Nanti Bisa Survive

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Utang BUMN di luar negeri menumpuk hingga mencapai Rp. 851,160 triliun. Hal ini akan membebani keuangan negara yang saat ini tengah morat-marit dihantam pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk membayar utang.

Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi VI DPR RI, Achmad Baidowi mengatakan, utang sebagai sumber pembiayaan merupakan hal yang wajar dan biasa dalam sebuah bisnis.

"Yang terpenting adalah kekuatan untuk membayar utang tersebut," ucap Achmad Baidowi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (9/6).

Berkaitan dengan utang BUMN yang menggunung, kata Awiek sapaan akrabnya, langkah penting pemerintah saat ini adalah penggunaannya untuk sektor produktif dan juga dalam berutang BUMN tetap memperhatikan cashflow korporasi.

"Nah, karena yang dibiayai utang adalah PSN (proyek strategis nasional) yang harapnnya mampu berdampak pada peningkatan perekonomian dalam jangka panjang," imbuhnya.

Sekertaris Jenderal Fraksi PPP itu selenjutnya menyarankan pemerintah untuk membantu BUMN yang ada saat ini untuk mendapatkan pekerjaan baru melalui investor baru berbasis APBN atau di lingkungan BUMN itu sendiri.

"Setahu saya pemerintah sedang berupaya mencarikan partner-partner investor dari luar, ini baik sekali. Tetapi sinergi BUMN dan APBN juga perlu dipertimbangkan untuk menyehatkan perusahaan-perusahaan plat merah itu," katanya.

"Kalau di APBN itu perlu dipertimbangkan "penugasan" untuk proyek-proyek skala besar. Pemerintah tidak boleh hanya menyuruh BUMN berdarah-darah, juga harus memikirkan bagaimana mereka bisa sehat dan survive," imbuh Awiek melanjutkan.

Dia menambahkan jika saat ini BUMN sedang gawat darurat, dan diharapkan bisa break event point (BEP) atau balik modal, maka tidak menutup kemungkinan proyek strategis nasional tersebut bisa berjalan dengan baik

"Bahwa saat ini berdarah-darah nanti diharapkan bisa BEP ketika PSN tersebut sudah berfungsi. Pilihannya sekarang adalah, tidak berutang tapi tidak ada pembangunan dan ekonomi stagnan, atau berutang, ada pembangunan imbasnya ekonomi tumbuh," ucap Awiek.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA