Survei Thailand: Sistem Pembelajaran Online Memperburuk Kualitas Pendidikan

Survei Thailand: Sistem Pembelajaran Online Memperburuk Kualitas Pendidikan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Demikian menurut hasil survei opini yang dilakukan oleh Universitas Suan Dusit Rajabhat, atau Suan Dusit Poll kepada warga Thailand dari berbagai kalangan.

Jajak pendapat dilakukan secara online pada 14-17 Juni terhadap 3.749 guru, orang tua dan wali, serta anak sekolah di seluruh tanah air untuk mengukur tanggapan mereka terhadap kebijakan Kementerian Pendidikan agar sekolah mengajar anak secara online selama pandemi Covid-19.

Dari data yang dilaporkan Bangkok Post pada Minggu (20/6), mayoritas - 63,30 persen - responden berpendapat bahwa sistem pendidikan Thailand belum siap untuk pembelajaran dan pengajaran online, sementara hanya 21,31 persen yang percaya bahwa negara itu sudah siap, dan 15,39 lainnya menjawab tidak pasti.

Ketika guru, wali dan orang tua, dan anak-anak ditanya apa yang paling membuat mereka khawatir tentang pengajaran dan pembelajaran online, dengan responden diizinkan untuk mencentang lebih dari satu jawaban, jawabannya bervariasi.

Di antara guru, 77,18 persen khawatir tentang internet yang lambat dan peralatan elektronik yang tidak memadai, 69,74 persen khawatir tidak akan ada yang mengasuh anak ketika orang tua atau wali tidak ada di rumah, dan 67,31 persen mengatakan khawatir anak-anak tidak akan memahami pelajaran yang diajarkan secara online.

Sedangkan untuk orang tua dan wali, 66,16 persen mengaku khawatir anak tidak konsentrasi belajar dan kurang semangat, 64,64 persen khawatir anak-anak tidak akan memahami pelajaran yang diberikan secara online, dan 61,65 persen mengatakan khawatir anak-anak tidak akan bisa memahami pelajaran secara utuh.

Ketika ditanyakan kepada anak-anak, 74,25 persen menjawab khawatir mereka tidak akan sepenuhnya memahami pelajaran, 63,47 persen khawatir dengan kurangnya interaksi dengan teman, dan 62,28 persen berpikir mereka tidak akan bisa belajar sebanyak di kelas.

Sedangkan untuk responden masyarakat umum, 65,80 persen menyatakan anak tidak konsentrasi belajar, 61,92 persen berpendapat anak tidak akan memahami pelajaran, dan 60,26 persen berpikir anak-anak mungkin kekurangan peralatan yang diperlukan seperti komputer notebook dan akses ke internet.

Ketika ditanya bagaimana kualitas pendidikan Thailand akan terpengaruh oleh pengajaran online, 68,52 persen mengatakan kualitasnya akan menjadi lebih buruk, 25,40 persen berpikir akan sama, dan 6,08 optimis itu akan membaik.

Sementara ketika pertanyaan beralih ke tingkat pendidikan apa yang paling terpengaruh oleh pembelajaran online, 33,57 persen menyebutkan taman kanak-kanak, 33,77 perae tingkat SD, 23,51 persen tingkat sekolah menengah, dan sisanya 7,15 persen tingkat universitas. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita