Sri Mulyani: Saat Ini Keuangan Islam Tumbuh Tercepat

Sri Mulyani: Saat Ini Keuangan Islam Tumbuh Tercepat

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Pemerintah mengungkapkan keuangan Islam menjadi pasar utama dalam ekosistem keuangan global serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial dunia. Hal ini tercermin dari aset keuangan Islam meningkat tiga kali lipat selama pascakrisis keuangan global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan aset keuangan Islam sekitar dua triliun dolar AS dalam aset perbankan dan sekitar 400 miliar dolar AS dalam aset pasar modal.

"Tren positif ini diprediksi akan terus tumbuh sekitar tiga triliun dolar AS pada 2024. Saat ini, keuangan Islam telah menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat dari industri keuangan global dan terus berkembang,” ujarnya saat menyampaikan keynote speech secara daring pada Brunei Darussalam Islamic Capital Market Conference (BICAM) 2021 dengan topik "Stimulating the Development of Islamic Capital Market Sector: A Story from Indonesia", Rabu (2/6).

Menurutnya, industri keuangan Islam tidak hanya menarik negara-negara Muslim tetapi juga telah mendapatkan perhatian dari negara-negara non-Muslim. Saat ini keuangan Islam telah berkembang dan menjadi penting secara sistemik di beberapa negara.

Praktik keuangan Islam telah menarik banyak sektor. Hal ini didorong oleh fitur kompetitifnya yang menggunakan konsep re-sharing, serta menyebarkan keuangan ke ekonomi riil dan memfasilitasi redistribusi kekayaan dan peluang.

"Dalam perjalanan perkembangan keuangan Islam, Indonesia sangat bangga menjadi salah satu pemimpin utama dalam menerapkan inisiatif utama untuk mengembangkan sektor ini lebih jauh. Secara global maupun internasional, Indonesia telah memantapkan dirinya sebagai salah satu penerbit sukuk global terbesar dan penerbit sukuk hijau yang pertama," ujarnya.

Kendati demikian, Sri Mulyani mengakui keuangan Islam merupakan industri yang relatif kecil dengan adopsi dan kecanggihan terbatas pada satu dekade lalu. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita