Sepi Peminat, 12 Ribu Kursi Tersisa dari SBMPTN 2021

Sepi Peminat, 12 Ribu Kursi Tersisa dari SBMPTN 2021

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sebanyak 184.942 siswa dinyatakan lulus dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021 kemarin (14/6).

Jumlah tersebut menyisakan 12.715 kursi dari daya tampung SBMPTN 2021 sebanyak 197.657 kursi di 74 universitas dan institut negeri, 12 vokasi di universitas dan institut (unsita), 40 politeknik negeri, dan 11 PT KIN (UIN) se-Indonesia.

Peserta yang lulus tersebut terdiri atas 92.963 program studi saintek dan 91.979 program studi soshum. Bila dilihat berdasar status, peserta reguler yang diterima sebanyak 123.875 dan kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah 61.067 orang.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) Nizam mengungkapkan, ini merupakan kesempatan besar bagi peserta yang diterima. Sedangkan bagi yang belum, mereka tak perlu berkecil hati karena masih ada jalur lain yang dapat ditempuh untuk kuliah.

”Ini bukan akhir perjalanan. Masih ada kesempatan melalui jalur mandiri dan tentu juga pendaftaran ke perguruan tinggi swasta (PTS) yang masih sangat terbuka lebar,” tuturnya dalam konferensi pers pengumuman hasil SBMPTN 2021 kemarin (14/6).

Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih juga meminta agar yang belum lulus tidak patah semangat. Sebab, masih ada jalur mandiri ataupun kesempatan untuk berkuliah di perguruan tinggi swasta yang tak kalah berkualitas.

Bagi yang diterima, Nasih mengingatkan bahwa masih ada proses pendaftaran ulang yang harus diikuti. Artinya, peserta lolos belum dinyatakan sebagai mahasiswa sebelum melewati tahapan tersebut. ”Karena itu, harus sering-sering update di web PTN masing-masing soal jadwal dan lainnya,” paparnya.

Mengenai 12.715 kursi kosong di SBMPTN 2021, rektor Universitas Airlangga tersebut menegaskan bahwa tidak terpenuhinya daya tampung itu disebabkan sepinya peminat di beberapa perguruan tinggi, terutama prodi tertentu yang sifatnya memang penugasan nasional. Misalnya, di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua. Dari daya tampung sekitar seribu, ternyata pendaftar tidak sampai 100 orang.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa kursi tersebut tidak akan diperjualbelikan. ”Tidak mungkin dilakukan jual beli kursi, itu mau dijual ke mana, wong peminatnya nggak ada,” ungkapnya.

Namun, daya tampung pasti akan dipenuhi. Itu dilakukan melalui jalur mandiri. Sama dengan daya tampung SNMPTN yang tidak terpenuhi atau tidak daftar ulang akan diisi peserta SBMPTN. Kemudian, di SBMPTN yang tidak daftar ulang diisi lewat jalur mandiri.

”Beberapa waktu mendatang, para rektor harus melaporkan jumlah peserta SBMPTN yang daftar ulang. Dengan begitu, daya tampung mandiri pun tetap disesuaikan dengan kondisi yang ada. Jadi, tidak ada mekanisme jual beli,” tegasnya.

Kepala Career Development Center (CDC) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kusnandar mencoba untuk meneropong kebutuhan Indonesia ke depan. Khususnya dikaitkan dengan jurusan atau program studi yang ditempuh mahasiswa. Menurut dia, sampai lima tahun ke depan, alumni jurusan rumpun ekonomi masih dibutuhkan. ’’Khususnya alumni akuntansi,’’ katanya.[jpc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita