Sebut Megawati Norak, Profesor: Puji Diri Sendiri dengan Cara Ilmiah

Sebut Megawati Norak, Profesor: Puji Diri Sendiri dengan Cara Ilmiah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Profesor Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura mengkritik paper Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Kepemimpinan Strategis Pada Masa Kritis.

Dalam orasi Ilmiah pengambilan gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan tersebut, Megawati mengambil tulisannya sendiri berjudul Kepempimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi pada 2001-2004.

Kritik Profesor Sulfikar terhadap paper Megawati itu dibagikan pengguna media sosial Sociotalker, seperti dilihat pada Rabu 9 Juni 2021.

Sulfikar mengkritik soal objek paper Megawati yang mengangkat tulisannya sendiri tentang kepemimpinannya di masa transisi 2001-2004.

Dalam narasi unggahannya, ia menilai objek tulisan dan penulis paper itu adalah orang yang sama yakni Megawati sendiri.

“Orangnya sama,” tulis Profesor Sulfikar.

Tak hanya itu, Profesor NTU ini juga menertawai beberapa bagian di abstrasi paper Megawati tersebut.

Ia menertawai pada bagian ‘pengambilan keputusan tertinggi itu yang tidak lain adalah Presiden Republik Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri’ serta pada bagian ‘kepemimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil mengatasi sebagain besar krisis multidimensi’.

Selain itu, Profesor Sulfikar juga heran pada abstraksi di bagian ‘mengeksplisitkan aspek-aspek yang melatarbelakangi pengambilan keputusan strategis pada era 2001-2004, yang diharapkan bisa berguna bagi perkembangan ilmi pengetahuan’.

Oleh karena itu, menurutnya, Megawati dalam isi papernya itu sedang memuji dirinya sendiri dengan cara ilmiah.

“Cara puji diri sendiri dengan cara ‘ilmiah’,” tulisnya.

Menurutnya, menulis paper tentang pengalaman diri sendiri itu sah-sah saja dalam dunia akademik. Namun, hal itu ada batasannya agar tidak terkesan norak lantaran memuji diri sendiri.

“Ada caranya agar tidak terjebak self-prasing yang norak,” ujar Profesor Sulfikar.

Mengutip Hops.id, guru besar sosiologi kebencanaan ini tak hanya mengkritik paper Megawati tersebut melainkan juga membuat abstraksi dan judul paper pengalaman putri Proklamator RI Bung Karno itu biar tidak memuji diri sendiri.

“Kalo ghostwriter-nya blio, kira-kira gini paper yang gw tulisin,” tutur Sulfikar.

Adapun unggahan abstraksi paper Megawati yang dibuat Profesor Sulfikar mengambil judul ‘Unifying The Archipelago in Trying Times: Self Reflective Thoughts on the Role of Leadership in Enhancing National Ideology and Integroty in Indonesia’.

Diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bakal mendapat gelar profesor dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan).

Lebih mengejutkannya lagi, walaupun tak pernah lulus kuliah, Megawati bakal jadi profesor dengan gelar sembilan doktor.

Putri tokoh proklamator Indonesia ini bakal mendapat gelar Profesor Kehormatan tidak tetap pada Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik di Unhan.

Menurut jadwal, penganugerahan gelar kehormatan ini diserahkan pada Jumat 11 Juni 2021 di Kampus Merah Putih Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Nantinya ketika pengukuhan, Megawati bakal menyampaikan sejumlah orasi ilmiah dengan judul ‘Kepemimpinan Strategis pada Masa Kritis‘.

Orasi ilmiah tersebut bakal disampaikannya dalam acara Sidang Senat Terbuka dipimpin Rektor Unhan, Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian.

Berdasarkan berbagai sumber yang beredar, salinan jurnal tersebut berhasil ditulis sendiri oleh Megawati berjudul ‘Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi, 2001-2004 (The Leadership of President Megawati In The Era Of Multidimensional Crisis, 2001-2004)’. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita