Relawan Ganjarist Muncul di Tengah Panas Ganjar dan Puan

Relawan Ganjarist Muncul di Tengah Panas Ganjar dan Puan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Hubungan antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP, Puan maharani kini sedang memanas. 

Di tengah suasana panas itu, muncul kelompok relawan bernama Ganjarist (Ganjar Pranowo Menuju Indonesia Satu).

Mereka mendeklarasikan diri untuk mendukung Ganjar Pranowo maju sebagai calon presiden (capres) pada 2024. Ketua Umum (Ketum) Ganjarist, Mazdjo Pray mengungkapkan Ganjarist merupakan kelompok relawan yang diisi oleh berbagai latar belakang.

"Kami menyepakati untuk mengusung Pak Ganjar Pranowo sebagai salah satu putra terbaik bangsa yang kira-kira paling kompatibel yang bisa melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Pak Jokowi. 

Ini saatnya berarti harus ada kandidat yang lebih fresh, lebih punya kapabilitas yang kira-kira kompatibel dengan Pak Jokowi," ujar Mazdjo Pray, dalam jumpa pers di Hotel Neo+, Jakarta Selatan, Selasa (1/6/2021).

Siapa Itu Ganjarist?

Mazjdo menerangkan Ganjarist berisi orang-orang dari dari berbagai unsur. Rata-rata memiliki latar belakang sebagai aktivis.

"Kami berkumpul di sini terdiri atas berbagai unsur. Tapi rata-rata background kami adalah aktivis relawan pada saat Pak Jokowi mengikuti kontestasi tempo hari. Ada juga beberapa teman dari pengusaha, ada juga teman-teman dari profesional lainnya," katanya.

Deklarasi Ganjarist Bukan Permintaan Ganjar Pranowo

Mazdjo menegaskan Ganjarist terbentuk bukan atas permintaan Ganjar, melainkan inisiatif dari para relawan. Menurutnya, Ganjar mustahil membuat kelompok relawan pendukung mengingat baru-baru ini diterpa kisruh politik.

"Kita membentuk Ganjarist ini bukan atas permintaan Pak Ganjar. Tapi kita dorongan moral, politik baik hati. Kita akan membantu mengekspos hasil-hasil kerja, kreativitas Pak Ganjar di Jawa Tengah ke seluruh Nusantara, kurang-lebih gitu. Bukan suruhan," jelasnya.

"Pak Ganjar mungkin mikir juga, dengan situasi kemarin, beliau juga tidak akan melakukan hal itu. Dan belum pernah kami mendengar Pak Ganjar meminta si A, si B, untuk menjadi relawan, belum pernah," sambung Mazdjo.

Deklarasi ini dihadiri sekitar 15 pengurus inti Ganjarist. Mazdjo menerangkan deklarasi tanggal 1 Juni 2021 dipilih bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila.

Klaim Berjumlah Ribuan Anggota
Mazdjo mengklaim jumlah anggota Ganjarist lebih dari seribu. Dia mencontohkan, saat baru membuka 3 grup WhatsAPP, langsung terisi penuuh.

"Setidaknya dalam 24 jam buka WA group, 24 jam itu 3 WA group sudah penuh. Itu baru aktivisnya, belum simpatisannya. Artinya, kita tahu gelombangnya cukup besar. Mungkin peristiwa politik beberapa hari lalu itu sebagai trigger juga jadi orang lebih aware," paparnya.

Selain itu, Mazdjo mengutarakan relawan Ganjarist adalah orang-orang awam yang tidak memiliki kepentingan partai politik. Menurutnya, mereka juga punya hak untuk berpartisipasi mendorong Ganjar sebagai capres 2024.

"Kita berkumpul di sini juga untuk menegaskan bahwa kandidat atau capres itu bukan melulu urusan partai politik. Tapi kami sebagai awam, kami juga punya hak sejak awal ikut dorong, sejak awal ikut serta partisipasi politik dalam mendorong kandidat yang kira-kira menurut kami paling pas," kata Mazdjo.

Respons PDIP

PDIP menanggapi kemunculan Ganjarist. Politikus senior PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan saat ini belum waktunya menentukan dukungan Pilpres 2024.

"Waduh, ini belum saatnya dukung-mendukung. Anak-anak muda punya kecenderungan terburu-buru. Antusiasmenya kita hargai, tetapi sering salah baca isyarat dan kultur politik," ujar Hendrawan kepada wartawan, Selasa (1/6/2021).


Hendrawan menegaskan saat ini PDIP belum memikirkan Pilpres 2024. Lagi pula, dia menilai 2024 itu masih jauh.

"Pilpres itu masih jauh. Untuk PDIP, pilihan capres-cawapres merupakan hak prerogatif Ketum. Lebih baik salurkan sumber daya dan energi juang untuk menyukseskan program-program penanganan pandemi, dan pemulihan ekonomi nasional," katanya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita