LSI Denny JA: Megawati, Prabowo, dan Airlangga Jadi King Maker Pilpres 2024

LSI Denny JA: Megawati, Prabowo, dan Airlangga Jadi King Maker Pilpres 2024

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ada tiga tokoh yang akan menjadi king/queen maker penentu konstelasi Pilpres 2024 mendatang. Tiga king/queen maker itu adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Hal itu merupakan analisa dari lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dipaparkan sebelum mengurai hasil survei bertema "3 King/Queen Maker Pilpres 2024 dan Komplikasinya!" pada Kamis (16/6).

"Ada 3 orang king/queen maker Pilpres 2024. Ketiga king/queen maker tersebut adalah Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto," ujar peneliti LSI Denny JA, Aji Al Farabi saat memaparkan hasil survei LSI Denny JA.

Aji turut mengurai alasan Megawati, Prabowo dan Airlangga menjadi king/queen maker Pilpres 2024. Ini lantaran ketiga parpol yang dinakhodai sudah mengantongi 3/4 lebih tiket untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.

PDIP bahkan sudah mengantongi satu tiket utuh karena jumlah kursi di DPR sudah lebih dari 20 persen ambang batas pencalonan presiden  

"Mereka sudah mengantongi satu tiket capres/cawapres penuh (Megawati), atau 3/4 tiket (Prabowo dan Airlangga)," kata Aji.

Aji menambahkan, PDI Perjuangan setidaknya telah memiliki 128 kursi di parlemen, Gerindra 78 kursi dan Golkar dengan 85 kursi. Sehingga, hanya PDIP yang bisa memenuhi syarat 20 persen kursi DPR yang hanya sebesar 115 kursi.

"Golkar dan Gerindra sudah 3/4 dari tiket," katanya.

Survei LSI Denny JA bertajuk “3 King/Queen Maker Pilpres 2024 dan Komplikasinya!" digelar pada 27 Mei sampai 4 Juni 2021.

Survei melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia dan menggunakan metode wawancara secara tatap muka (face to face interview). Margin of error survei ini adalah sebesar 2,9 persen.

Selain survei, LSI Denny JA juga menggunakan riset kualitatif (analisis media dan indepth interview), untuk memperkuat temuan dan analisa ini. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita