Hamas Provokator, Zuhairi: Itu Narasi Buatan Israel

Hamas Provokator, Zuhairi: Itu Narasi Buatan Israel

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Agresi tentara Israel ke sejumlah wilayah Palestina sejak 8 Mei lalu bukan merupakan aksi bela diri atas provokasi kelompok Hamas di Jalur Gaza. 

Sebab nyatanya, kelompok Fatah yang menguasai wilayah Tepi Barat Palestina ikut mengecam dan melawan serangan Israel.

"Narasi bahwa Hamas selalu memprovokasi dan Israel cuma membela diri itu yang terus dibangun Israel, dan belakangan muncul di media sosial di negara kita," kata Analis Pemikiran dan Politik Timur-Tengah Zuhairi Misrawi dalam program Blak-blakan di detik.com, Senin (17/5/2021).

Dalam beberapa kasus terdahulu mungkin benar Hamas dengan ideologi politiknya pernah sekali-dua kali melakukan provokasi, tapi kali ini lain. Menurut Zuhairi, pemicunya adalah perilaku tentara Israel yang masuk ke dalam Masjidil Aqsa ketika warga Palestina tengah menunaikan salat Taraweh. Dalihnya adalah untuk menangkap pengunjuk rasa Palestina.


"Tindakan tentara Israel itu yang justru memantik kemarahan Hamas sehingga mereka menembakan rudal ke wilayah Israel," ujar Zuhairi Misrawi.

Sebelumnya, warga Palestina menggelar unjuk rasa di Jalan Sheikh Jarrah Yerusalem Timur. Mereka menentang aneksasi warga Yahudi atas sejumlah lahan milik warga Palestina. Lahan di sana ada sudah ditempati warga Palestina selama hampir satu abad, bahkan ada seorang warganya telah berusia 103 tahun.

Pada waktu hampir bersamaan, warga Israel tengah merayakan "Yerusalem Day'' di tembok ratapan yang menempel persis dengan Kubah Emas Dome of Rock. Di tengah euforia itu ada sebagian warga Israel yang memprovokasi tentara mereka untuk mengepung kawasan Masjidil Aqsa.

Tapi anehnya narasi yang berkembang justru sebaliknya, seolah Hamas yang melakukan provokasi. Selain kerap menyebut Hamas sebagai provokator, Israel dan Amerika Serikat juga sukses menjadikan Hamas sebagai kelompok teroris.

Toh begitu, Zuhairi Misrawi yang meraih gelar Sarjana Filsafat dari Universitas Al-Azhar Mesir menyarankan agar Hamas dan Fatah melakukan rekonsiliasi. Kedua kekuatan besar di Palestina ini harus duduk bersama merumuskan kembali pola perjuangan meraih kemerdekaan.
"Bila perlu, perundingan untuk rekonsiliasi dilakukan di Jakarta," ujarnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita