Amarah Anies Baswedan di Siang Bolong ke Ratusan Bawahan

Amarah Anies Baswedan di Siang Bolong ke Ratusan Bawahan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan marah-marah ke ratusan bawahannya. 

Sebanyak 239 ASN bermasalah dikumpulkan Anies di tengah siang bolong.
Anies 'menjemur' bawahannya itu kemarin (10/5), sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka dikumpulkan di lapangan depan gedung Blok G, Balai Kota Jakarta.

Anies marah-marah lantaran ratusan bawahannya itu tidak mengikuti instruksi Sekda DKI untuk memenuhi persyaratan dalam pendaftaran seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama atau eselon 2. Padahal ratusan ASN Balai Kota itu sudah lolos administrasi.

"Ditemukan ada 239 pejabat nonadministrator yang memenuhi persyaratan tapi tidak mendaftar seleksi terbuka," Anies.

Anies menyebut organisasi di lingkungan Pemprov DKI harusnya disiplin dalam melaksanakan instruksi. Sehingga, menurut Anies, tidak ada alasan instruksi itu tidak dijalankan.

"Bila tidak bisa melaksanakan maka tanggung jawab penerima instruksi adalah menyampaikan bahwa ini tidak bisa karena A, B, C, D. tapi buka diam lalu berharap tidak diketahui, berharap tidak dianggap sebagai masalah. Itu namanya tindakan tidak bertanggung jawab," ujar Anies.

Eks Mendikbud ini menuturkan ketaatan pada pemerintah dinilai penting. Anies ingin bawahannya melaporkan apa hasil dari setiap instruksi yang diberikan.

"Bukan diam berharap tidak menjadi masalah. Ini masalah bapak ibu, ini masalah dan yang dikumpulkan di sini yang bermasalah," kata Anies.

Di hadapan para ASN, Anies merasa malu. Dia malu ada instruksi yang diabaikan.
"Malu kenapa ada instruksi tidak dilaksanakan. Siang hari ini jadi pesan untuk semua bahwa setiap ada instruksi maka harus apa? Dilaksanakan bukan dilewatkan, yang berkumpul di sini yang melewatkan," kata Anies.

"Beruntung bapak ibu sekalian pakai masker hari ini, tidak terlihat wajahnya. Coba kalau difoto bapak ibu, wajah bapak itu terekam sebagai pribadi-pribadi yang tidak menjalankan instruksi, tuturnya.

Anies pun sudah meminta inspektorat untuk mencatat siapa saja ASN di Balai Kota yang bekerja tanpa memerhatikan instruksi. Dia menegaskan pentingnya sikap disiplin.

"Karena bila urusan urusan sederhana tidak didisiplinkan, nanti ada urusan yang lebih besar, yang mungkin punya masalah ketika instruksi terbiasa tidak dilaksanakan," kata Anies.

"Budaya yang harus dibangun di tempat ini adalah budaya disiplin, dan itu artinya kebiasaan disiplin, kalau instruksi diabaikan, sekali, dua kali, tiga kali, akan menjadi kebiasaan mengabaikan instruksi. Nanti menjadi budaya, budayanya apa? Mengabaikan instruksi, bila instruksi dilaksanakan, satu instruksi dilaksanakan, instruksi kedua dilaksanakan, instruksi ketiga dilaksanakan, maka budayanya adalah budaya disiplin melaksanakan instruksi," jelas Anies.

"Saya harap itu dicamkan, itu diperhatikan. Satu pesan, laksanakan semua instruksi dengan baik, laporkan pelaksanaannya dengan sebaik baiknya, harap ini dicamkan, harap jadi pelajaran, dan harap jangan diulang," sambung dia.

Lantas apakah ada sanksi bagi ASN tak patuh Instruksi?

"Terkait disiplin ada aturan tersendiri PP 53/2010, namun sanksi untuk masalah ini masih dalam bahasan tim," ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta, Maria Qibtya.

Maria juga mengatakan telah menanyakan kepada sebagian ASN yang tidak mendaftarkan dirinya untuk seleksi jabatan eselon II. Alasan dari mereka, disebut Maria, ada yang karena sakit hingga dokumen tak lengkap.

"Ada beberapa yang kita tanyakan alasannya sakit, belum siap dokumennya, dan lain-lain," katanya.

Maria mengatakan instruksi tersebut sifatnya wajib dilaksanakan. Dia menyebut ada 17 jabatan eselon 2 yang dilelang.

"Jadi mestinya yang memenuhi syarat wajib mendaftar. Ada 17 jabatan eselon 2 yang dilelang. Diminta semua yang memenuhi syarat untuk mendaftar. Nah, ini 239 tidak mendaftar," katanya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita