10 Tahun ke Depan, Covid-19 Diprediksi Lebih Mirip Pilek Musiman

10 Tahun ke Depan, Covid-19 Diprediksi Lebih Mirip Pilek Musiman

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Penelitian baru menunjukkan bahwa Covid-19 dalam 10 tahun ke dapan mungkin bisa menjadi penyebab gangguan pilek biasa. Pernyataan tersebut didasari pada penelitian pemodelan matematika. 

Melansir dari Medical Xpress, mengingat apa yang diketahui tentang tanggapan kekebalan manusia terhadap SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19), ada kemungkinan patogen itu akan menjadi sekadar virus corona musiman.

"Gelombang pertama (Covid-19) mengerikan karena Anda memiliki virus yang belum ada yang terpapar sebelumnya," kata Fred Adler, peneliti senior dalam studi tersebut.

"Tetapi karena semakin banyak orang yang terpapar, sistem kekebalan manusia akan beradaptasi dan tingkat keparahan Covid-19 bisa menurun," kata Adler.

Ketika orang memiliki kasus ringan, mereka cenderung melepaskan lebih sedikit virus. Artinya, lebih sedikit partikel infeksius yang dapat ditularkan ke orang lain.

"Dengan kata lain, kasus ringan dapat menyebabkan kasus ringan lainnya," kata Adler, profesor matematika dan ilmu biologi di Universitas Utah di Salt Lake City.

Gagasan bahwa SARS-CoV-2 dapat bergabung dengan jajaran virus flu biasa bukanlah hal baru. Studi pemodelan lain telah menunjukkan kemungkinan tersebut.

"Melalui analisis genetik, para peneliti telah menemukan bahwa salah satu dari virus corona yang disebut OC43  mungkin telah berpindah dari sapi ke manusia pada tahun 1880-an," kata Adler.

Jeffrey Shaman, seorang profesor ilmu kesehatan lingkungan di Columbia University Mailman School of Public Health di New York City yang meninjau temuan tersebut menyatakan bahwa SARS-CoV-2 mungkin berkembang menjadi  flu musiman yang relatif ringan.

Meski begitu, Shaman memperingatkan bahwa studi saat ini adalah eksplorasi tentang bagaimana hal ini bisa terjadi dan tidak ada yang bisa memprediksi masa depan secara tepat.

Sebab, beberapa kondisi masih banyak yang belum diketahui termasuk lamanya perlindungan dari vaksinasi dan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya. Selain itu, adanya varian baru dan lebih menular mungkin bisa mengancam.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita