Pesimis Indonesia Jadi Juru Damai Myanmar, AA: Masih Ada Pelanggaran HAM Km 50

Pesimis Indonesia Jadi Juru Damai Myanmar, AA: Masih Ada Pelanggaran HAM Km 50

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politisi partai Demokrat Andi Arief pesimis Indonesia bisa menjadi juru damai krisi politik yang terjadi di Myanmar setelah terjadi kudeta yang dilakukan pihak militer terhadap kepemiminan Aung San Suu Kyi.

Pernyataan pesimis Andi Arief itu berkaca terhadap kondisi dalam negeri yang masih berkutat dengan isu tahanan politik dan pelanggaran HAM KM 50 di mana enam laskar FPI ditembak mati oleh polisi yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Apakah Indonesia bisa menjadi juru damai di Myanmar? Menurut saya tidak akan dianggap," kata Andie Arief seperti yang dikutip di akun Twitternya, Sabtu (24/4/2021).

Andie Arief meminta pemerintah untuk mengurus permasalahan dalam negeri dari pada krisis politik Myanmar.

"Selama masih ada tahanan politik, pelanggaran HAM KM 50 dan  meredupnya  demokrasi 6 tahun terakhir. Urus saja negeri anda, mungkin itu akan terucap dari pimpinan militer Myanmar," katanya lagi.
Diketahui Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing akan hadir pada ASEAN Leaders' Meeting (ALM) yang digelar di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu.

Berdasarkan siaran pers yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Sabtu, Jenderal Min Aung Hlaing tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 11.00 WIB.

Ia disambut oleh Duta Besar Myanmar untuk Republik Indonesia Ei Ei Khin Aye dan Kepala Protokol Negara (KPN) Andy Rachmianto.

Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dan delegasi terlebih dahulu menjalani PCR swab test dan penapisan kesehatan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan.

Selanjutnya ia bergerak meninggalkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju lokasi ASEAN Leaders' Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.

ASEAN Leader's Meeting merupakan inisiasi Indonesia untuk membahas persoalan yang terjadi di Myanmar. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita