Berikut Lima Poin Konsensus Hasil Kesepakatan KTT ASEAN terkait Myanmar

Berikut Lima Poin Konsensus Hasil Kesepakatan KTT ASEAN terkait Myanmar

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Para pemimpin negara anggota disebut mencapai kesepakatan terkait isu Myanmar dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN berupa lima poin konsensus.

"Kami mengakui peran positif dan konstruktif ASEAN dalam memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar dan penghidupan mereka," ujar Ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah yang juga kepala negara Brunei Darussalam, dalam pernyataan resminya, Sabtu (24/4).

"Dan karena itu menyetujui 'lima poin konsensus' yang dilampirkan pada pernyataan Ketua ini," lanjutnya.

Ia merinci lima konsensus itu terdiri dari, pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Sebelumnya, PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengklaim pemimpin junta militer Myanmar sepakat untuk mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong juga menyebut Min Aung Hlaing tidak menentang usulan untuk mengirim bantuan kemanusiaan.

KTT ASEAN yang digelar Sabtu (24/4) siang itu sendiri dihadiri sejumlah kepala negara atau yang mewakili.

Yakni, Presiden Jokowi, Sultan Hassanal Bolkiah, PM Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính; PM Kamboja Hun Sen; dan PM Malaysia Muhyiddin Yassin.

Kemudian, Menteri Luar Negeri Filipina sebagai Utusan Khusus Filipina Teodoro L. Locsin Jr.; Menteri Luar Negeri Thailand sebagai Utusan Khusus Thailand Don Pramudwinai; Menteri Luar Negeri Laos sebagai Utusan Khusus Laos Saleumxay Kommasith; hingga Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita