Viral Dirut PD Terminal Makassar Bawa Parang Ngamuk ke Preman

Viral Dirut PD Terminal Makassar Bawa Parang Ngamuk ke Preman

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Viral di media sosial Direktur Perusahaan Daerah (PD) Terminal Makassar Metro Arsony mengamuk di Terminal Regional Daya, Makassar, Sulawesi Selatan. Sony menyebut aksinya itu karena maraknya aksi premanisme di Terminal Daya.

"Tiga pekan lalu itu kejadiannya, keributan sejak kegiatan pengembalian fungsi terminal, standar sistem dan fungsi operasional," ujar Sony saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (16/3/2021).

Aksi Sony mengamuk membawa parang itu terjadi pada Februari 2021. Dalam video berdurasi 4 menit 21 detik, Sony tampak berada di tengah kerumunan orang menenteng sebilah golok. Sejumlah laki-laki lain juga tampak memegang senjata tajam dan dilerai oleh warga.

Sony mengungkapkan, keributan saat itu terjadi karena banyak preman di Terminal Daya yang merasa terusik dengan penertiban yang dilakukan.

"(Mulai) kendaraan liar, ada juga penghuni liar yang kemudian merasa tak nyaman dan terusik, karena berada zona nyaman (selama ini) mereka tak terima (ditertibkan)" kata Sony.

Sony mengungkapkan, selama ini, Terminal Regional Daya dikuasai oleh oknum-oknum preman yang mengambil keuntungan dari pungutan liar. Bahkan keributan antara preman dan petugas di Terminal Regional Daya sudah sering terjadi saat petugas ingin mengembalikan fungsi terminal, seperti menertibkan kendaraan liar yang kerap memaksa penumpang.

"Jadi kalau mau lihat, keributan sering sekali terjadi di sini, sudah sering, saat fungsi terminal kita mau kembalikan. Mereka tidak terima karena terusik," jelasnya.

"Dia paksa penumpang turun bus untuk naik di kendaraannya, menentukan tarif sesuka hatinya, belum lagi kendaraan seperti ojek online tak diizinkan beroperasi oleh mereka di area terminal ketika ingin menjemput penumpang," jelasnya.

Sony menyebut aksinya yang terekam dan viral di media spontan dilakukan lantaran saat itu mendengar ada keributan. Parang yang dibawanya itu awalnya menjadi hiasan dinding di ruang kerjanya.

"(Parang) Hiasan dinding yang disimpan di ruangan, jadi parang (di dinding) saya ambil bawa lari turun, tidak ada yang lain saya lihat, jadi apa yang ada itu saya ambil. Tapi itu juga tidak saya hunuskan dan hanya digunakan untuk menghalau dan melindungi penumpang," terangnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan mengaku belum menerima laporan terkait keributan di Terminal Daya itu. Hanya, polisi tetap menyelidiki lebih lanjut.

"Belum saya cek, saya coba cek dulu ya ke Kapolrestabes terkait kejadian terminal. Tapi tentu kita lakukan penyelidikan," kata Zulpan.

Ia menjelaskan, polisi bersifat profesional dalam penegakan hukum. Ia masih melihat kronologi kejadiannya, hanya jika ditemukan adanya pelanggaran, korban apalagi benturan fisik tentu akan dilakukan proses.

"Tentunya nanti kita lihat kalau ada unsur pidana pemukulan dan kita akan dalami. Tentunya Kepolisian akan melihat sejauh mana pelanggaran, apakah emosi atau ada benturan fisik kita akan lihat," paparnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita