Taipan Tetap Ingin Berkuasa, Moeldoko Hanya Alat Permainan Yang Juga Senang Berjudi Politik

Taipan Tetap Ingin Berkuasa, Moeldoko Hanya Alat Permainan Yang Juga Senang Berjudi Politik

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Istana yang membantah adalah ngeles politik, tidak mungkin Kepala KSP Moeldoko bermain sembunyi-sembunyi, dia seorang prajurit yang biasa menjalankan perintah.

Demikian disampaikan pengamat politik M. Rizal Fadillah menanggapi KLB ilegal Partai Demokrat yang memilih Moldoko sebagai ketua umum.

"Bantahan Istana muncul setelah kontelasi perbalik, misi kudeta nyaris gagal. Moeldoko bukan hanya berhadapan dengan AHY dan SBY tetapi juga opini publik yang mengecam," kata Rizal Fadillah, Jumat (12/3).

Diperkuat dengan historis AHY yang pernah membuat surat ke Istana mempertanyakan status Moeldoko yang tidak mendapat jawaban apa-apa. Hingga kini Moeldoko pun belum atau tidak dipecat.

"Istana sangat tahu langkah Moeldoko, hanya sebagai inisiator atau bukan itu persoalan lain," ucap Rizal Fadillah.

Orang kuat di belakang Moeldoko tentu "inner circle" Istana, kelompok oligarkis. Bermain di ruang intelijen dengan semangat pecah belah dan kuasai.

"Taipan adalah elemen strategis yang siap all out membiayai. Hanya indikasi kesuksesan terganggu, rakyat ikut berteriak, maka dana seret keluar. Terbukti peserta KLB menjerit atas ingkar janji pembayaran," terang Rizal Fadillah.

"Moeldoko hanya alat permainan yang juga senang berjudi politik. Tawaran kepada Gatot Nurmantyo yang terkuak menunjukkan gerakan kudeta memiliki misi dan perencana. Masif dan terstruktur. Perubahan kepemimpinan 2024 adalah keniscayaan. Taipan tetap ingin berkuasa," tukasnya menambahkan. (RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita