GELORA.CO - Mencuatnya isu masa jabatan presiden 3 periode membuka peluang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju lagi di pilpres. Partai Demokrat (PD) menegaskan SBY tidak lagi berminat menjadi presiden.
"Itu kan iming-iming supaya Demokrat, 'oh setuju aja lah, nanti Pak SBY bisa maju lagi'. Nggak, nggak, Pak SBY nggak punya minat lagi," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng dalam acara d'Rooftalk yang disiarkan secara langsung di detikcom, Selasa (16/3/2021).
Andi menilai 2 periode untuk masa jabatan presiden sudah cukup. Semangat reformasi, terang Andi, adalah semangat pembatasan masa jabatan presiden.
"Karena itu, masa jabatan presiden dibatasi yang tadinya nggak ada pembatasan menjadi 2 kali masa jabatan. Bahkan sampai bupati dan gubernur 2 masa jabatan," jelas Andi.
Andi juga membandingkan masa jabatan presiden di berbagai negara. Di Amerika Serikat, masa jabatan presiden 2 periode, sementara di Filipina, masa jabatan presiden hanya 1 periode.
"Jadi sudah lebih dari cukup, karena sampai presiden nantinya kita tahu setelah 10 tahun, pemimpin lama-lama semangat untuk menjalankan pemerintahan itu sudah pudar sebenarnya, yang ada adalah semangat untuk tetap berkuasa," ucap Andi.
"Beda antara berkuasa dan menjalankan pemerintahan kan. Ini yang kita lihat sudah punya pengalaman. Dulu Orde Lama dengan Bung Karno, Orde Baru dengan Pak Harto," lanjutnya.
Seperti diketahui, isu masa jabatan presiden 3 periode muncul lagi setelah politikus Partai Ummat, Amien Rais, melemparkan kecurigaan Jokowi akan meminta MPR menggelar sidang istimewa. Salah satu agenda sidang istimewa itu adalah memasukkan pasal masa jabatan presiden 3 periode.
Presiden Jokowi sendiri memastikan tidak ada niat menjadi presiden selama 3 periode. Jokowi merujuk pada konstitusi yang berlaku.
"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanahkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama," tegas Jokowi. (*)