Anggota DPR Aceh Minta Vaksinasi Bagi Lansia Tidak Dipaksakan

Anggota DPR Aceh Minta Vaksinasi Bagi Lansia Tidak Dipaksakan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Program vaksinasi Covid-19 di Aceh yang saat ini memasuki tahap bagi para lanjut usia (lansia) diminta untuk tidak terlalu dipaksakan.

Menurut Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), M Rizal Falevi Kirani, pemerintah harus melakukan sosialisasi yang lebih intens agar warga lansia bisa memahami tujuan dan meyakini keamanan vaksin yang akan disuntikkan ke tubuh mereka.

"Yang paling penting, jangan dipaksa. Saya pikir, tidak boleh ada unsur pemaksaan dalam hal itu," kata Falevi Kirani kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin (22/3).

Falevi menjelaskan, sebelum dilakukan vaksinasi, Pemerintah Aceh harus mensosialisasikan terkait vaksin tersebut kepada para lansia atau kelompok yang memiliki komorbid (penyakit penyerta).

"Pemerintah Aceh sosialisasinya harus masif dan terstruktur. Bagaimana untuk meyakinkan lansia bahwa vaksin itu memang dibutuhkan mereka untuk menghindari gejala covid," ujar Falevi.

Ditambahkan Falevi, Pemerintah Aceh harus mampu menjelaskan secara medis terkait vaksinasi dan penggunaannya aman bagi kelompok lanjut usia. Sehingga, para lansia ini bisa paham tentang vaksin serta jenisnya.

"Nah di sinilah letak kemampuan pemerintah ataupun pihak nakes untuk menjelaskan secara gamblang dan rasional kepada lansia, sehingga lansia itu mau untuk divaksin," tuturnya.

Lebih lanjut Falevi menyampaikan, terhadap lansia juga perlu dilakukan pemeriksaan khusus sebelum dilakukan penyuntikan vaksin. Bahkan, semua yang bakal disuntik vaksin wajib dilakukan screening terlebih dahulu.

"Itu kan sudah ada SOP-nya. Setiap orang yang mau divaksin itu harus dilakukan pemeriksaan, apalagi lansia," tegas Falevi.

Hal itu, sambung Falevi, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Serangkaian pemeriksaan sebelum divaksin itu juga sebagai upaya mengetahui apakah calon penerima bisa disuntik vaksin atau tidak. Bahkan bisa saja vaksinasinya ditunda dulu.

"Itu mereka harus dilakukan pemeriksaan dulu apakah dia ada komplikasi penyakit, apakah dia ada penyakit kronis yang tidak bisa divaksin, kan itu harus dicek dulu. Apalagi lansia sangat rentan terhadap imun tubuhnya. Jangan nanti efek sampingnya fatal," ujar politikus Partai Nanggroe Aceh (PNA) itu.

Falevi yakin jika Pemerintah Aceh mampu menjelaskan secara gamblang kepada masyarakat, maka masyarakat akan mau menerima vaksinasi. Penjelasan itu terkait kehalalan, keamanan, dan kenyamanan penerima vaksin.

"Makanya, dari pertama saya sampaikan, skemanya itu halal, kemudian aman dan nyaman. Karena itu sangat penting dijelaskan kepada lansia," pungkas Falevi.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA