Neraca Perdagangan RI Surplus Terus, Ekonom Sebut Ada yang Tak Wajar

Neraca Perdagangan RI Surplus Terus, Ekonom Sebut Ada yang Tak Wajar

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Neraca perdagangan Indonesia sudah sembilan bulan berturut-turut mengalami surplus. Terakhir di Januari 2021, surplus neraca dagang mencapai USD 1,96 miliar.

Meski demikian, Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah menilai ada yang tak wajar dalam surplus neraca perdagangan tersebut. Sebab seluruh penggunaan barang impor mengalami penurunan atau negatif, baik bulanan maupun tahunan.

"Kita mengalami surplus, tetapi surplus tersebut menyiratkan satu hal ketidakwajaran. Karena industri kita tidak berjalan secara normal," ujar Piter dalam webinar FMB9 'Daya Ungkit untuk Ekonomi Bangkit, Selasa (16/2).

Impor barang konsumsi selama Januari 2021 sebesar USD 1,42 miliar, turun 17 persen (mtm) dan 2,92 persen (yoy). Impor bahan baku sebesar USD 9,93 miliar atau turun 2,62 persen (mtm) dan turun 6,10 persen (yoy). Sementara impor barang modal USD 1,99 miliar atau turun 21,23 persen (mtm) dan turun 10,72 persen (yoy).

Menurut Piter, impor bahan baku maupun barang modal sangat erat kaitannya dengan industri. Dengan penurunan yang terus terjadi, hal ini mengindikasikan ada yang tak beres pada sektor industri atau manufaktur di Tanah Air.

"Impor kita yang impor bahan baku, barang modal, yang diimpor bahwa barang-barang penolong itu yang semuanya dibutuhkan oleh industri itu menurun sangat drastis," jelasnya.

Dia pun berharap importasi untuk kebutuhan industri bisa kembali bangkit di tahun ini. Sehingga bisa mendorong sektor manufaktur dan pemulihan ekonomi bisa terjadi di tahun ini.

“Selama terjadinya pandemi ini mengalami penurunan yang sangat drastis yang baik dari sisi produksi maupun dari penjualan, dan itu kemudian berdampak kepada yang sangat sederhana, yang terlihat dari importasi kita,” pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan selama Januari 2021 surplus USD 1,96 miliar. Surplus tersebut lebih rendah dari Desember 2020 yang surplus sebesar USD 2,1 miliar.

Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, neraca dagang Januari 2021 ini masih jauh lebih baik.

"Tapi untuk surplus Januari 2021 ini cukup bagus kalau kita bandingkan dengan Januari 2020 yang defisit USD 640 juta atau Januari 2019 defisit USD 980 juta. Performa neraca perdagangan Januari 2021 cukup bagus,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/2). []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita