dr Tirta: Gak Usah Banding-bandingin Kasus HRS dengan Jokowi, Bilang Aja Lu Ga Suka Presiden

dr Tirta: Gak Usah Banding-bandingin Kasus HRS dengan Jokowi, Bilang Aja Lu Ga Suka Presiden

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Nama dr Tirta sempat menjadi trending topic di Twitter karena pernyataannya yang dinilai cenderung membela Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, saat terjadi kerumunan pada kunjungan kerja di Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini. Dalam pernyataannya, dr Tirta menyebutkan bahwa Jokowi tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena ia tidak dengan sengaja mengundang warga. 

Acara kunjungan kerja Jokowi ke NTT sebelumnya menjadi perbincangan lantaran munculnya beberapa video kerumunan di sekitar presiden.

Pada dasarnya, kata dr Tirta, hal tersebut biasa terjadi setiap kali presiden melakukan kunjungan ke berbagai daerah. Namun, situasi pandemi yang sedang dihadapi saat ini membuat hal tersebut dinilai tidak pantas. 

Diminta menanggapi persoalan tersebut, dr Tirta menyampaikan bahwa Jokowi tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Potensi kerumunan tersebut, kata dia,  juga sudah semestinya menjadi perhatian untuk pihak keamanan agar lebih selektif dan protektif lagi terhadap agenda yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. 

Akibat pernyataannya itulah, dr Tirta justru disebut sebagai relawan kesehatan bayaran oleh sebagian warganet.

Sejak awal merebaknya pandemi, pria kelahiran Surakarta ini menjadi salah satu tenaga medis yang aktif memberikan sosialisasi. Bahkan, ia rela meninggalkan praktik dokternya untuk memberikan edukasi ke berbagai daerah. 

"Kalau lu benci 'rezim' gak usah bawa-bawa celah protokol. Banding-bandingin kasus HRS dengan presiden," tulis dr Tirta dalam keterangannya. 

Kerumunan yang terjadi di NTT juga dibandingkan warganet dengan kerumunan yang muncul saat penjemputan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dan pada saat perayaan resepsi putrinya.

Akibat pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan MRS, saat ini yang bersangkutan tengah menjalani hukuman di rutan Polri. 

Tidak sedikit masyarakat yang membandingkan kerumunan dua tokoh tersebut, sedangkan menurut dr Tirta, dua peristiwa tersebut tidak bisa dibandingkan. Ia juga mengutip cuitan yang ditulis oleh Denny Siregar dan mengunggahnya di Instagram.

Dalam cuitannya, Denny Siregar menjelaskan bhawa MRS dipenjara karena mengundang kerumunan saat pernikahan anaknya dan berbohong karena terpapar Covid-19, bukan karena penjemputan di bandara, yang diakui oleh massa sebagai spontanitas. 

"Bilang aja lu ga suka presiden. Pake acara ngeles sana sini. Bawa-bawa protokol. Riding the wave mulu ah," tulis dr Tirta. 

Menurutnya, yang salah adalah pihak protokoler, tetapi yang disalahkan justru presidennya. Terlebih, beberapa warganet bahkan membanding-bandingkan kasus.

Tidak akan membatasi kolom komentar meskipun terus dicecar penyataan negatif, dr Tirta justru mengajak warganet untuk ngopi terlebih dahulu. 

Sejak diunggah pada Kamis (25/2/2021), unggahan dr Tirta yang menunjukkan sikap tak pantang mundur meski dicecar komentar negatif oleh warganet itu sudah disukai lebih dari 86 ribu.

Ada 8.000 lebih komentar yang ditinggalkan warganet. Banyak yang menilai, dengan sikap duda anak satu itu saat ini, dirinya adalah seorang tokoh bayaran. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita