Diminta Jadi Mediator Damai Pigai-Ambroncius, Lieus: Buzzer dan Pertikaian SARA Harus Diakhiri

Diminta Jadi Mediator Damai Pigai-Ambroncius, Lieus: Buzzer dan Pertikaian SARA Harus Diakhiri

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Semua potensi konflik yang disebabkan oleh ujaran maupun tindakan berbau SARA harus segera dihentikan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Begitu kata Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma menanggapi permintaan keluarga Ambroncius Nababan kepadanya agar sudi melakukan mediasi damai antara Ambroncius Nababan dengan mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.

“Sudahilah semua pertikaian yang disebabkan pernyataan-pernyataan berbau SARA itu. Apapun alasannya, hal itu sangat tidak menguntungkan bagi masa depan Indonesia,” ujar Lieus sembari berharap Natalius Pigai bersedia memaafkan Ambroncius atas ucapannya yang sempat menimbulkan kehebohan itu.

Mantan Bendahara Umum DPP KNPI ini berharap dengan mediasi yang akan dilakukannya dalam waktu dekat, Natalius Pigai berkenan memaafkan Ambroncius.

Berkaitan dengan upaya memediasi pertemuan damai antara Natalius Pigai dan Ambroncius Nababan itu, Lieus meminta semua elemen bangsa menghentikan ujaran-ujaran dan tindakan berbau SARA yang berpotensi memecah belah persatuan Indonesia.

Selain itu, Lieus juga meminta pada pemerintah, khususnya kepada Presiden Jokowi, untuk membubarkan para buzzer atau hatters yang selama ini sengaja dibina oleh kelompok-kelompok masyarakat pendukung pemerintah.

“Demi Indonesia yang lebih baik, Presiden Jokowi harus bersikap tegas dengan membubarkan kelompok-kelompok buzzer dan hatters yang selama ini sengaja dibina oleh para pendukung pemerintah,” sambungnya

“Biarkanlah rakyat menyuarakan kritiknya dengan benar pada apapun kebijakan pemerintah tanpa perlu khawatir dikata-katai dan dibully oleh para buzzer bayaran itu,” kata Lieus.

Menurut Lieus, apapun alasannya, keberadaan para buzzer bayaran itu sudah terbukti tidak memberi manfaat pada pembangunan dan peradaban bangsa ini.

“Para buzzer itu justru yang seringkali membuat suasana kehidupan berbangsa dan bernegara kita semakin kisruh dan tidak kondusif,” tegas Lieus. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita