Pengamat: Apa Jokowi dan Mahfud Lupa Telah Dibesarkan oleh Ormas?

Pengamat: Apa Jokowi dan Mahfud Lupa Telah Dibesarkan oleh Ormas?

Gelora News
facebook twitter whatsapp




GELORA.CO - Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD tidak boleh seperti kacang yang lupa kulit. Keduanya harus ingat bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas) merupakan bagian yang membesarkan namanya.

Begitu kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun yang mengaku heran dengan rezim Jokowi karena bertindak semena-mena dengan membubarkan dan melarang kegiatan ormas, seperti Front Pembela Islam (FPI).

"Saya termenung sejenak, lalu berpikir apa yang sesungguhnya sedang terjadi di republik ini, kok negara semena-mena membubarkan organisasi masyarakat (ormas) ya?" ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/1).

Menurutnya, Jokowi bisa menjadi presiden karena adanya peran dari sekelompok relawan yang membentuk ormas. Kehadiran mereka tidak dilarang sekalipun tidak memiliki legal standing, sebagaimana yang dipermasalahkan pada FPI.

"Apakah mereka lupa telah dibesarkan ormas? Ingat tahun 2014 ya, kemudian berlanjut tahun 2019. Di balik relawan tidak sedikit yang terkoneksi dengan buzzer atau ada juga buzzer dibiayai relawan. Jangan tanya siapa yang membiayai relawan?" kata Ubedilah.

Para relawan tersebut hingga saat ini masih kencang ribut di media sosial yang menyebabkan tensi sosial masih tinggi.

"Siapa yang salah? Buzzernya atau yang membiayai? Atau relawannya? Atau ormasnya?" tegas Ubedilah.

Selain Jokowi yang bisa menjadi presiden karena ormas, Mahfud MD bisa menjadi Menko Polhukam karena lahir dari ormas, yaitu ormas Nahdlatul Ulama (NU).

“Tanpa NU, Mahfud MD tidak mungkin sebesar seperti saat ini. Jadi pejabat, tidak tangung-tanggung jabatannya Menko Polhukam," terang Ubedilah.

Dengan demikian, sesungguhnya ormas telah memberi kontribusi besar dalam membangun negara. Karena, banyak melahirkan sumber daya manusia yang dibutuhkan negara.

Ormas sering membantu negara dalam situasi sulit. Sejak episode melawan penjajah, menghadapi bencana hingga melawan Covid-19.

"Sebab negara tidak cukup mampu bekerja atasi problem tanpa bantuan ormas. Silakan cek apa sumbangan NU saat Indonesia hadapi musibah? Silakan cek sumbangan Muhammadiyah saat tingkat pendidikan Indonesia masih rendah?” ujarnya.

“Kalau mau nanya ini juga boleh, apa sumbangan ormas FPI saat Indonesia hadapi musibah? Dari musibah gempa, Tsunami sampai Covid-19? Silakan di cek," demikian Ubedilah. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA