Bos Google dan Apple Kutuk Kerusuhan di Gedung Capitol

Bos Google dan Apple Kutuk Kerusuhan di Gedung Capitol

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sejumlah bos teknologi angkat bicara mengenai kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol Amerika Serikat. Seperti CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai yang mengutuk kejadian ini.

"Menjalankan pemilihan umum yang bebas dan aman dan menyelesaikan perbedaan kita secara damai adalah dasar dari demokrasi yang berfungsi," kata Pichai dalam memo untuk pegawainya, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (7/1/2021).

"Pelanggaran hukum dan kekerasan yang terjadi di Capitol Hill hari ini adalah antitesis demokrasi dan kami mengutuknya dengan keras," sambungnya.

Pichai mengatakan petinggi perusahaan sedang berupaya menghubungi pegawai yang bekerja di Washington D.C. Di akhir memonya, ia meminta pegawai Google dan Alphabet untuk memprioritaskan kesehatan dan keamanannya dengan mengandalkan sistem dukungan dan komunitas Google.

"Kami memantau situasi dan akan terus memberi update untuk pegawai yang terdampak jika kami mengambil langkah pencegahan ekstra yang berdampak pada kantor atau gedung," ucap Pichai.

CEO Apple Tim Cook juga mengecam kerusuhan ini dan mengatakan AS harus menyelesaikan transisi ke pemerintah presiden terpilih Joe Biden. Ia juga menyerukan agar massa yang terlibat dalam kerusuhan di Gedung Capitol harus bertanggung jawab.

"Hari ini menandai babak menyedihkan dan memalukan di sejarah negara kami. Mereka yang bertanggung jawab atas pemberontakan ini harus dimintai pertanggungjawaban, dan kita harus menyelesaikan transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Biden," kata Cook dalam cuitan di akun Twitter pribadinya.

Cuitan ini adalah pernyataan publik pertama yang dibuat Cook setelah pemilihan presiden AS 2020 berakhir. Sebelumnya Trump pernah menyebut Cook sebagai seorang teman dan keduanya selalu berkomunikasi dalam empat tahun terakhir.

Sementara itu VP of Integrity Facebook Guy Rosen dan VP of Global Policy Management Facebook Monika Bickert mengatakan Facebook menganggap kejadian hari ini sebagai keadaan darurat dan menggolongkan kelompok yang menyreang Capitol hari ini sebagai 'individu dan organisasi berbahaya'.

"Kami dikejutkan dengan kekerasan di Capitol hari ini. Kami memperlakukan kejadian ini sebagai keadaan darurat," kata Rosen dan Bickert.

Kericuhan di Gedung Capitol dipicu oleh kelompok pendukung Presiden Trump yang memprotes kongres pengesahan kemenangan Joe Biden di Pilpres AS 2020. Kerusuhan ini memaksa Kongres untuk menghentikan sementara proses pengesahan Biden.

Trump sendiri telah mengunggah beberapa cuitan di Twitter yang meminta demonstran di Gedung Capitol untuk pulang. Tapi ia juga memberikan legitimasi pada kebohongan yang memicu upaya kerusuhan, menyebut pemilu tersebut 'dicuri' dan memberi tahu massa yang marah, 'kami cinta kamu'.

Akibatnya saat ini Twitter mengunci akun Trump selama 12 jam. Jika Trump tidak menghapus cuitan yang mendelegitimasi hasil pilpres, akunnya akan ditangguhkan secara permanen.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita