Prof Taruna Ikrar: Moderna dan Pfizer Vaksin Corona Terbaik

Prof Taruna Ikrar: Moderna dan Pfizer Vaksin Corona Terbaik

Gelora News
facebook twitter whatsapp




GELORA.CO - Pemerintah sudah menetapkan ada enam jenis vaksin corona yang akan dipakai di Indonesia. Keenam vaksin itu yakni yang diproduksi PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac. 

Namun muncul sejumlah pertanyaan dari masyarakat terkait mana vaksin yang lebih efektif dalam mencegah COVID-19. 

Terkait hal itu, Prof dr. Taruna Ikrar yang merupakan anggota tim peneliti obat dan vaksin di ASGCT California, Amerika Serikat, mempunyai jawabannya. Menurutnya ada dua vaksin yang ampuh menangkal virus corona. 

"Bicara kualitas vaksin output uji klinis yang berbicara. Sampai detik ini uji klinis yang berhasil ada dua, dia punya efikasi lebih dari 90 persen, Moderna dan Pfizer," kata Taruna dalam acara pelantikan Kawan Vaksin secara daring, Sabtu (19/12). 

Taruna menjelaskan, dua vaksin itu dinilai ampuh dan tepercaya karena proses uji klinis berjalan dengan baik dan terbuka.  

"Semua uji klinis dia publish dan terbuka. Ada 21 tim sat panel dan hampir 100 persen panelis dalam penentuan setuju karena output dari hasil uji klinis tersebut," ucap Taruna.  

"Sampai detik ini Pfizer dan Moderna masih terbaik, meski tak bisa dipungkiri ada efek sampingnya tapi masih kecil. Side effect after reactionnya juga ada. Itu penting dalam pengesahan vaksin adalah kejujuran, gimana kejujuran peneliti untuk sampaikan yang terjadi," 

Meski begitu, Taruna menuturkan hingga saat ini belum diketahui berapa lama kekebalan yang dihasilkan dari dua vaksin itu. Sebab proses uji klinis belum berjalan lama. 

"Kita belum tahu dia tingkat imunitasnya durasinya berapa tahun, karena baru dilakukan uji ini selama 6 bulan. Baru bis membuktikan imunitas yang terbentuk oleh tubuh mungkin sekitar 6 bulan," tutur dia. 

Selain itu, Taruna mengatakan dinamika vaksin juga terus berkembang. Sehingga tidak menutup kemungkinan tiap tahun akan terus mengalami perubahan. 

"kalau vaksin flu karena virus berubah tiap tahun makanya ada kewajiban vaksinasi. Ada jenis vaksin lain tapi masih uji klinis," tutup dia. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA