Menyingkap Cerita Tawa Kuntilanak di Geopark Ciletuh

Menyingkap Cerita Tawa Kuntilanak di Geopark Ciletuh

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kisah tentang tawa kuntilanak di kawasan Pulau Kunti Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi turun temurun menjadi cerita misteri bagi warga di Kampung Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Meskipun sudah terungkap asal tawa itu, namun tidak sedikit beberapa wisatawan yang pernah menjejakkan kaki di kawasan itu melihat penampakan aneh di pulau yang bisa ditempuh menggunakan perahu wisata milik nelayan tersebut.

Asal tawa kuntilanak di Pulau Kunti terbuat secara alami, terbentuk dari kompleks batuan konglomerat atau batuan melan yang dihasilkan dari lava gunung api jutaan tahun lampau.


"Nah batuan itu berbentuk mirip dam namun berongga. Ketika ada gelombang menghantam, suara dentuman itu bergema mirip suara kuntilanak," kata Saman, warga setempat sekaligus Geo Ranger, kepada detikcom.

Suara itu akan terdengar ketika air laut di sekitar pulau pasang, gelombang yang menghantam batuan itu akan memperdengarkan suara kuntilanak tertawa. Gema itu merambat hingga ke sekitaran pulau yang memiliki pemandangan indah tersebut.


Saman lantas menceritakan soal suara-suara tertawa yang sempat menjadi mitos soal keangkeran pulau tersebut. Memang, menurutnya, ada sebagian warga yang menganggap kawasan itu angker. Namun bagi Saman, sejak ia kecil kawasan Pulau Kunti ialah spot memancing yang menyenangkan.

"Memang sempat disebut angker. Saya ke sana sejak kecil untuk mancing. Dengar suara juga sudah biasa, karena memang sudah tahu suara itu berasal dari rongga-rongga di bawah pulau. Mungkin kalau buat yang pertama kali mendengar suara itu kesannya seram," tutur Saman. Pengalaman misteri pernah dialami Nanang warga Palabuhanratu itu mengaku pernah melihat "penampakan" aneh di sekitaran pulau. Saat itu ia mengaku sengaja turun di area kawasan bebatuan purba, saat itu ia melihat sosok di atas bukit tidak jauh dari bentangan bebatuan tajam berwarna hitam.

"Tempat itu kan banyak bukit, saat saya turun dari perahu kan memang harus hati-hati saya banyak nunduk. Saat melompat ke atas batuan, saya tidak sengaja mendongak ke atas perbukitan tidak terlalu banyak pohon memang tapi jelas saya melihat sosok tinggi pakai balutan kain. Rambutnya panjang berombak terkena angin laut," kata Nanang.

Sosok tinggi itu dikatakan Nanang mirip perempuan, namun ia hanya sekilas-sekilas melihat penampakan itu karena pandangannya terbagi antara memperhatikan pijakan kaki dan rasa penasaran dengan sosok misterius itu.

"Hanya sekitar 15 detik, saya pandang lagi ke atas sudah tidak ada. Saya juga tidak berani menyimpulkan sosok itu apa, bisa jadi karena kelelahan atau bagaimana karena posisi matahari juga menyengat panas. Setelah itu saya simpan ceritanya sendiri karena tidak mau mengganggu suasana wisata dengan teman-teman," lirihnya.

Terlepas dari kisah Nanang, di kawasan Pulau Kunti terdapat ragam habitat unik, mulai dari elang jawa dan rusa. Untuk masuk ke kawasan cagar alam, wisatawan memerlukan izin berupa simaksi atau surat izin masuk kawasan konservasi.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita