Menteri atau Bukan, Sandiaga Uno Tetap sebagai Kiper Cadangan di 2024

Menteri atau Bukan, Sandiaga Uno Tetap sebagai Kiper Cadangan di 2024

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kabinet Jokowi-Maruf diibaratkan "Kabinet Capres 2024" pasca bergabungnya Sandiaga S. Uno ke pemerintah. Dia dipercaya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sandi melengkapi anggota kabinet yang berpotensi maju di 2024. Sebelumnya ada, Prabowo Subianto, Mahfud MD, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Tito Karnavian, Budi Gunawan, dan lain-lain.

Pengamat politik Iwel Sastra mengatakan, untuk membaca peluang Sandi pada 2024, maka membacanya dimulai dari internal Partai Gerindra, tempat bernaung Sandi dan Prabowo.

Sandi adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, atasannya Prabowo, menjabat Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Menurut Iwel Sastra, selama Prabowo masih ingin maju menjadi capres pada 2024, maka peluang Sandi secara otomatis tertutup.

Peluang yang masih terbuka bagi Sandi adalah sebagai Cawapres. Itu pun jika Gerindra ingin mengulang formasi pada pilpres 2019 yang lalu.

"Kemungkinan bisa mengulang formasi ini sangat tipis, karena partai koalisi belum tentu mau mengusung kembali capres dan cawapres dari partai politik yang sama," ujar Iwel Sastra kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/12).

"Sehingga posisi Sandi sekarang ini kalau dianalogikan dalam permainan sepak bola seperti kiper cadangan yang menunggu di pinggir lapangan," imbuhnya menambahkan.

Masih analisa politik Iwel Sastra, jika kemudian akhirnya Gerindra mengusung Sandi menjadi Capres, kemungkinan menang belum terbuka karena pemilih Sandi pada 2019 belum tentu semuanya memilih dia kembali. Apalagi dengan bergabungnya Sandi dalam kabinet Jokowi. Tentu ada diantara pendukung yang kecewa.

Dan, dalam politik yang diukur bukan hanya kesetiaan pemilih kepada yang dipilih, tapi juga sebaliknya. Sedangkan yang tidak memilih Sandi pada pilpres lalu belum tentu bisa dengan mudah mengalihkan pilihannya kepada Sandi.

"Namun, ini masih analisis awal, untuk mengujinya perlu dilakukan survei," pungkas Iwel Sastra, yang juga Direktur Mahara Leadership itu. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita