Laksamana: Jangan Buru-buru Reshuffle, Menteri Lebih Takut Majikan Dibanding Tuhan

Laksamana: Jangan Buru-buru Reshuffle, Menteri Lebih Takut Majikan Dibanding Tuhan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Opsi reshuffle kabinet yang muncul pasca Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tersandung kasus dugaan suap diyakini tak akan berpengaruh besar terhadap perilaku politik transaksional pejabat negara.

"Haqqul yaqin meskipun Presiden Jokowi mengganti semua menterinya, perilaku pemangku kepentingan publik di negeri ini tidak akan langsung berubah," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (2/12).



Sebab menurutnya, mengubah perilaku pemangku kepentingan menjadi lebih baik membutuhkan waktu panjang. Tidak bisa hitungan munggu atau bulan, melainkan bertahun-tahun. Terlebih bila para pejabat hanya memiliki ketakutan terhadap pemimpin, dibandingkan dengan Tuhan sang pencipta.

"Namun nata batin saya berkata, pemangku kepentingan rakyat lebih tunduk dan takut kepada manusia yang jadi 'majikannya', (bukan kepada Tuhan)," lanjutnya.

Melihat karakter pejabat yang sulit berubah ini, ia pun berharap Presiden Jokowi tak mudah tergerak dengan desakan orang dekatnya untuk buru-buru merombak komposisi kabinet.

"Jokowi jangan mau di-ojo-ojo (ahasa Manado: didorong-dorong) di situasi seperti sekarang ini. Karena itu justru akan memantik situasi makin gonjang-ganjing tak karuan," tegas alumni Lemhanas ini.

Dijelaskan, semakin tinggi isu reshuffle kabinet, kata Silaen, maka suasana kebatinan dan lingkungan kerja kementerian akan semakin lambat dan tidak nyaman.

"Di sisi lain, persoalan reshuffle cabinet akan menyuburkan pemburu rente bergerilya atau 'mafia' ikut bertransaksional otak-atik kabinet," lanjutnya.

Oleh karenanya, ia berharap Presiden Jokowi yang baru masuk di satu tahun pemerintahan bersama Wapres Maruf Amin lebih memfokuskan program-program yang sudah dijalankan di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Setahun ini, presiden harus fokus 'ala sosialis' semua dibagi proporsional, kecil besar harus ditolong semua agar roda ekonomi dapat berputar perlahan- lahan, daya beli masyarakat kembali bergairah," tandasnya. (RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita