Kerumunan di Malioboro, Warga Jogja Kecewa: Kalau Enggak Dijalankan Ndak Usah Buat Pengumuman

Kerumunan di Malioboro, Warga Jogja Kecewa: Kalau Enggak Dijalankan Ndak Usah Buat Pengumuman

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemda DIY sempat mengumumkan kebijakan bagi wisatawan terkait antisipasi keramaian di destinasi wisata di Jogja.

Namun rupanya, pengumuman itu justru menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat lantaran pelaksanaannya dinilai tidak tegas.

Kekecewaan tersebut diungkapkan ke Twitter, salah satunya oleh gitari s Letto, Agus Riyono alias Patub.

Dalam cuitannya pada Sabtu (26/12/2020), ia membagikan perbandingan dua foto: tangkapan layar caption unggahan akun resmi Instagram @humasjogja milik Pemda DIY dan foto kerumunan wisatawan di Malioboro.

Di foto pertama, tampak caption @humasjogja berisi pengumuman tentang syarat bagi pelaku perjalanan dari dan menuju DIY, yaitu melakukan rapid atau swab test antigen.

"Menanggapi kebijakan pemerintah pusat terkait persyaratan bagi pelaku perjalanan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, "Pelaku perjalanan dari dan menuju DIY wajib melakukan rapid antigen/swab antigen."

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Sultan, Jumat (18/12) siang di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Sri Sultan menambahkan, "Kami kalau mengeluarkan (keputusan), turunannya dari kebijakan pusat, tutur Sri Sultan. Adapun kebijakan tersebut berlaku nasional mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021," bunyi caption dari @humasjogja, yang oleh Patub diberi tambahan tulisan "NIATNYA".

Kemudian di foto kedua, Patub menambahkan tulisan "KASUNYATANNYA" alias "kenyataannya". Di foto itu tampak suasana Malioboro di malam hari.

Banyak orang memadati kawasan wisata tersebut dan berfoto di sana tanpa menerapkan protokol kesehatan jaga jarak aman.

Sebagian dari mereka mengenakan masker dengan benar, tetapi ada pula yang membiarkan bagian wajahnya terbuka tanpa masker, sehingga berisiko memperluas penyebaran Covid-19.

"Nek ndak dilakoni tenanan [kalau enggak dijalankan dengan sungguh-sungguh] itu mbok ndak usah buat woro-woro resmi. Luar kota tetap saja blang bleng mlebu [masuk] jogja. Org jogja jg ttp blang bleng kemana saja. Jare [katanya] nasional. Nek IYO yo IYO, nek ORA yo ORA. NGONO WE ANGELLLLL [kalau iya ya iya, kalau enggak ya enggak. Gitu aja susah]," kicau @PatubMbel.

Tak sedikit para pengguna Twitter yang sepakat dengannya. Bahkan hingga Minggu (27/12/2020) siang, cuitan Patub telah di-retweet lebih dari 1.600 kali dan disukai lebih dari 3.200 warganet.

"Kurang sadar diri dn bnyak yg egois," komentar @TxtFromPast.

"Emang rakyat Yogya ki piye to, kandanane angel. Pemerintah wes apik lan tegas iseh do ngeyel metu. Kandani saiki lg klaster keluarga, wes do rasah metu ndak nulari wisatawan [Emang rakyat Yogya itu gimana sih, susah dinasihati. Pemerintah sudah bagu dan tegas, masih ngotot keluar. Dikasih tahu sekarang ada klaster keluarga, sudah enggak usah pada keluar supaya enggak menulari wisatawan]," tulis @kodexaddy_ dengan bumbu satire.

"Sesok sesok neh wes rasah percoyo karoo himbauan2, opo meneh sg nyotone ng lapangan yoo "sami mawon" raono tindakan, blaaass!!! [besok-besok lagi enggak usah percaya sama imbauan-imbauan, apalagi yang nyatanya di lapangan ya "sama saja" enggak ada tindakan sama sekali], tambah @ariesboss979. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita