Ditunjuk Jadi Menag, Yaqut Tak Ingin Agama Jadi Alat Lawan Pemerintah

Ditunjuk Jadi Menag, Yaqut Tak Ingin Agama Jadi Alat Lawan Pemerintah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Yaqut Cholil Qoumas ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Agama (Menag) menggantikan Fachrul Razi. Gus Yaqut, sapaan Yaqut, bercita-cita menjadikan agama sebagai inspirasi, bukan alat untuk melawan pemerintah.

"Alhamdulillah, innalillahi wa innailaihi rajiun. Bapak-ibu sekalian, ketika pertama kali saya mendapatkan berita bahwa saya harus menerima amanah sebagai salah satu pembantu Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, di kabinet ini sebagai Menteri Agama, tentu yang saya rasakan adalah kaget," kata Yaqut dalam sambutan yang disiarkan YouTube Setpres, Selasa (22/12/2020).

Gus Yaqut mengaku dalam mimpi yang paling liarnya, tidak pernah dia membayangkan menjadi Menteri Agama. Tetapi, kata Ketum GP Ansor itu, dia akan mewakafkan seluruh hidupnya untuk tugas dan amanah yang sudah diberikan ini.

Yaqut Cholil Qoumas mengaku akan melakukan apa yang paling baik untuk bangsa dan negara ini sebagai Menag. Di sini dia menekankan agama tak boleh dijadikan alat untuk berpolitik.

"Yang berikutnya yang harus saya sampaikan bahwa setelah nanti resmi menjadi Menteri Agama, yang pertama yang ingin saya lakukan adalah bagaimana menjadikan agama itu sebagai inspirasi, bukan aspirasi. Artinya apa, bahwa agama sebisa mungkin tidak lagi digunakan menjadi alat politik baik untuk menentang pemerintah maupun merebut kekuasaan, atau mungkin untuk tujuan-tujuan yang lain," jelas Yaqut.

"Agama biar menjadi inspirasi dan biarkan agama itu membawa nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuh dia.

Tugas kedua yang Yaqut ingin lakukan ialah meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Dia ingin Indonesia tenteram.

"Kenapa ukhuwah Islamiyah karena kita tahu bahwa mayoritas warga negara ini adalah pemeluk agama Islam, maka negara ini akan damai, negara ini akan tenteram jika sesama muslim, sesama umat Islam ini memiliki ukhuwah atau persatuan di antara mereka," ucap anggota DPR itu.

Yaqut Cholil Qoumas juga ingin meningkatkan ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sesama warga bangsa. Kenapa ini penting, karena menurut Yaqut bangsa ini merdeka dari jajahan kolonial karena perjuangan semua agama, bukan hanya Islam.

"Umat muslim, kristiani, Hindu, Buddha, Konghucu, dan semua agama yang ada di Indonesia pada waktu pergolakan kemerdekaan mereka terlibat sehingga maka penting ukhuwah wathaniyah ini kemudian kita bangkitkan kembali agar tidak ada satu kelompok pun, tidak ada satu agama pun yang mengklaim merasa paling memiliki negara ini. Semua berhak memiliki negara ini," tegas Yaqut.

Ukhuwah basyariyah atau persatuan sesama umat manusia, kata Yaqut, juga harus ditingkatkan. Dia mengutip ucapan soal mereka yang tidak saudara dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan.

"Ini saya kira penting untuk menjadi kesadaran bagi seluruh warga bangsa ini. Jika ini dilakukan maka saya meyakini ke depan Indonesia akan jauh lebih tenteram dan pembangunan itu akan lebih mudah diwujudkan," imbuhnya.

Selanjutnya, Yaqut ingin memajukan pendidikan-pendidikan agama di lingkungan Kemenag, pendidikan agama apa pun, termasuk pondok pesantren. Yaqut memohon doa restu agar amanah menjalankan tugas sebagai Menag.

"Bagaimana pondok pesantren bisa didorong mandiri pada akhirnya akan melahirkan kader-kader terbaik bangsa," sebut Wakil Ketua Komisi II DPR itu.[]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita