Ditawari Rp14 Triliun Normalisasi Hubungan dengan Israel, Fadli Zon: Sangat Menghina Indonesia

Ditawari Rp14 Triliun Normalisasi Hubungan dengan Israel, Fadli Zon: Sangat Menghina Indonesia

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ekonom Rizal Ramli dan Politisi Gerindra Fadli Zon kompak mengajukan pendapat serupa terkait isu internasional yang sedang berkembang.

Diketahui, informasi dari media asing melaporkan bahwa jika Indonesia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, maka Amerika Serikat akan memberi imbalan sebesar miliaran dolar AS.

Isu ini langsung dikomentari oleh ekonom Rizal Ramli melalui cuitan di akun Twitternya @RamliRizal.

Pada 25 Desember 2020, Rizal Ramli mengunggah sebuah artikel media asing yang menyebut bahwa Indonesia mendapat tawaran miliaran dolar dari AS asalkan mau untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Saat itu, Rizal Rami menganggap bahwa hal itu merupakan sebuah penghinaan bagi Tanah Air.

"Ternyata ada syarat harus buka hubungan dengan Israel. Tapi kok bisa nilainya kecil banget, recehan ya ?? Menghina banget," kata dia di akun Twitter @RamliRizal.

Menanggapi cuitan Rizal Ramli, Fadli Zon juga ikut menyetujui pendapat dari ekonom tersebut.

"Mungkin mereka anggap pasarannya sdh segitu Bang?" tulisnya di akun @Fadlizon.

Senada dengan Rizal Ramli, Fadli pun menyebut bahwa hal itu merupakan sebuah penghinaan.

"Sangat menghina Indonesia," tutur dia.

Diberitakan sebelumya, Indonesia mendapat tawaran senilai 1 miliar dolar AS atau setara Rp14 Triliun dari Amerika Serikat dengan satu syarat.

Syaratnya yakni bahwa Indonesia harus melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Namun sebelumnya, Jokowi dengan tegas telah menolak untuk melakukan normalisasi dengan Israel sebelum negara tersebut berdamai dengan Palestina.

“Indonesia sebagai negara Muslim terbesar akan terus berupaya mendukung tercapainya perdamaian dan berperan lebih besar di bidang ini,” kata Jokowi.

Sikap Indonesia yang membela negara Palestina itu mendapatkan apresiasi dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.***

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita