4 Fakta Terbongkarnya Bunker Teroris Upik Lawanga untuk Rakit Senjata

4 Fakta Terbongkarnya Bunker Teroris Upik Lawanga untuk Rakit Senjata

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Siasat persembunyian Taufik Bulaga alias Upik Lawanga yang tergabung dalam kelompok teroris Jamaah Islamiyah terungkap. Salah satunya adalah dengan menggunakan bunker.

Upik Lawanga ditangkap pada 23 November 2020 yang lalu setelah 14 tahun buron. Dia ditangkap di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Dia kini sudah dibawa ke Jakarta.


Polisi mengungkap Upik Lawanga disebut sebagai 'profesor' karena pintar membaca situasi dan karakteristik suatu wilayah dia berada. Agar tidak dicurigai warga, Upik membuat bom berbentuk senter sesuai dengan kebiasaan masyarakat di tempatnya berada, yang kerap membawa senter pada malam hari.


Kecerdikan Upik Lawanga juga terlihat dari caranya berkamuflase dan bersembunyi. Selama di Lampung, dia mencari uang dengan berjualan bebek dan dikenal dengan nama Udin Bebek.

Siapa sangka, peternakan bebek itu hanya penyamaran. Di baliknya, ada rumah dengan bunker yang digunakan untuk merakit senjata dan bom.


Berikut fakta-fakta yang dirangkum dari pengungkapan bunker Upik Lawanga di Lampung


Digunakan untuk Rakit Senjata-Bom

Upik Lawanga tinggal di rumah berbunker itu sejak tahun 2016. Dia merakit dan menguji senjata-senjatanya di sana.

"Untuk merakit senjata, kemudian merakit bom juga, tempat dia menguji coba persiapan itu sendiri di dalam bunker ukuran 3x2x2 meter itu," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Minggu (20/12/2020).

"Ya bunker yang dibuat oleh dia sendiri, dan dia berada di wilayah itu sudah berlangsung lama ya, dari 2016 sudah ada di situ," ujar Pandra.


Pandra mengatakan polisi telah mengecek isi dari bunker tersebut. "Sudah. Sudah kita cek," jelasnya.

Digenangi Air untuk Kamuflase

Bunker tersebut digenangi air dengan ketinggian selutut. Gunanya untuk meredam suara saat uji coba senjata atau bom.

"Gunanya air setinggi lutut untuk membuat kedap suara, jadi memang dilakukan peledakan di dalam pengujian senjata di lokasi ini dan suara bebek ini yang dapat membuat pengaruh orang tidak terdengar suara itu," ujar Pandra.



Lokasinya Berjauhan dari Rumah Warga Lain

Rumah Taufik Bulaga alias Upik Lawanga, sulit dijangkau. Rumahnya berjauhan dengan warga lainnya dan dikelilingi hamparan sawah.

"Tersangka Upik Lawangga ditangkap Tim Densus 88 Antiteror pada tanggal 23 November lalu. Itu tempat tinggalnya sulit dijangkau," kata Pandra.

Dalam video yang diterima detikcom, penelusuran rumah Upik Lawanga diikuti Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan dan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad. Polisi telah memasang garis polisi di sekitar rumah Upik.


Terlihat bangunan rumah milik Upik tidak terlalu luas. Dinding rumah tersebut tidak dilapisi cat.

Polisi langsung bergerak ke area belakang rumah tempat keberadaan bunker. Lokasinya masih tersambung dengan rumah Upik.

Lokasi lubang bunker berada di area sempit yang ditutupi plastik hitam. Plastik itu dipasangkan sebagai dinding sehingga orang dari luar tidak mencurigai adanya bunker di sana.


Bunker tersebut terletak di sudut area. Lubang masuknya hanya berkisar 1x1 meter


Disamarkan Pakai Peternakan Bebek

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan Upik Lawanga menyamarkan bunker itu dengan peternakan bebek.

"Kan yang menarik apa yang disampaikan Pak Kadiv Humas bahwa itu sudah dilakukan secara tertutup dengan mengelabui dengan membuat peternakan bebek," kata Pandra


Pandra juga mengatakan bunker tersebut hanya ditutup bambu dan plastik. Jarak antara rumahnya dan bunker juga tidak terlalu jauh.

"Bukan di dalam rumah, di belakang rumahnya. Ya kira-kira nggak sampai 5 meter, karena rumahnya juga sangat kecil dan sederhana ya. Antara 5-10 meter sudah sampai ke bunker itu. Kan tempatnya nyambung juga dengan rumah," jelasnya.

"Bunker itu khusus tertutup hanya ditutupi dengan plastik, bambu-bambu dengan plastik kemudian ada bunker dibuat dari semen," lanjut Pandra.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita