Indonesia Minta Bantuan Turki Membantu Pemulihan Ekonomi

Indonesia Minta Bantuan Turki Membantu Pemulihan Ekonomi

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO -  Indonesia melakukan pendekatan kepada Turki, sebagai upaya memperoleh bantuan untuk pemulihan ekonomi akibat terdampak pandemi virus corona Covid-19.

Permintaan dukungan disampaikan secara antar lembaga parlemen, yaitu Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI kepada Parlemen Turki. Yang disampaikan, adalah permintaan batuan percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomo Komprehensif Indonesia-Turki )IT-CEPA).

Permintaan dukungan tersebut, disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kepada Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop, untuk membantu percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA), sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

Permintaan tersebut disampaikan Bambang Soesatyo saat melakukan pertemuan resmi dengan Ketua Parlemen Turki di Ankara, Turki, Selasa kemarin, yang dilansir Antara, Rabu, 4 November 2020.

“Parlemen memiliki peran penting dalam penyelesaian perundingan IT-CEPA. Karena itu, saya meminta bantuan Yang Mulia untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan tersebut", ujar Ketua MPR dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Turki, seperti disampaikan melalui keterangan KBRI Ankara, Rabu.

Menanggapi permintaan tersebut, Ketua Parlemen Turki menyampaikan akan meminta komisi terkait di Parlemen Turki untuk segera meninjau ulang status terakhir perjanjian tersebut, dan mencari cara terbaik. Tujuannya, agar pemerintah Turki dapat melakukan percepatan negosiasi perjanjian yang sudah berlangsung selama hampir empat tahun.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Turki pada 2019 mencapai 1,6 miliar dolar AS dengan surplus di pihak Indonesia lebih dari 800 juta dolar AS. Angka tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Balkan dan Eropa Timur lainnya.

Meskipun masih surplus, diperkirakan masih terdapat potensi peningkatan dalam jangka pendek sekitar 600 juta dolar AS jika kedua negara telah menandatangani IT-CEPA.

Produk ekspor

Produk ekspor utama Indonesia ke Turki adalah produk bahan baku industri yang sangat dibutuhkan Turki untuk meningkatkan ekspornya ke pasar dunia, seperti produk turunan minyak kelapa sawit, karet, serta berbagai jenis benang dan komponen otomotif.

“Karena itu kenaikan ekspor Indonesia justru akan memperkuat industri lokal di Turki”, tutur Atase Perdagangan KBRI Ankara Erik Nababan.

Selain membahas percepatan penyelesaian IT-CEPA, Ketua MPR RI juga menggunakan kesempatan tersebut untuk menyampaikan ungkapan simpati dan duka cita atas bencana gempa bumi yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai hampir 1.000 korban di Provinsi Izmir, Turki.

Bersama Sentop, Bambang juga membahas sejumlah kerja sama strategis yang sudah berlangsung di antara kedua negara antara lain meliputi bidang industri pertahanan, pembuatan vaksin Covid-19 yang diharapkan segera memasuki tahap uji klinis, infrastruktur, dan investasi.

Sementara itu, di bidang kerja sama antarparlemen, Ketua MPR juga menggunakan kesempatan pertemuan tersebut untuk meminta dukungan Turki terhadap gagasan MPR RI guna mendirikan Majelis Syuro Dunia.

Majelis tersebut akan mencakup seluruh elemen legislatif baik di negara yang menganut sistem satu kamar maupun dua kamar. Gagasan dari Indonesia itu langsung didukung oleh Ketua Parlemen Turki.

Selain didampingi Duta Besar RI untuk Republik Turki Lalu Muhamad Iqbal, dalam pertemuan tersebut Ketua MPR juga didampingi oleh dua orang Wakil Ketua MPR yaitu Fadel Muhammad dan Syarief Hasan. ***

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA