Fadli Zon Baca Buku ‘Demokrasi Kita', Kritik Tajam Bung Hatta terhadap Soekarno, Mirip Kondisi Sekarang

Fadli Zon Baca Buku ‘Demokrasi Kita', Kritik Tajam Bung Hatta terhadap Soekarno, Mirip Kondisi Sekarang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Pagi ini warganet dikejutkan dengan unggahan foto Anies Baswedan yang sedang membaca buku  How Democracies Die di akun Twitternya, Minggu, 22 November 2020.

Malamnya, giliran Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon mengunggah foto sedang baca buku yang masih berkaitan dengan demokrasi, judulnya Demokrasi Kita karya Mohammad Hatta.

Gubernur DKI Jakarta itu mengunggah foto dengan pose sedang duduk di kursi kayu memakai sarung, sementara latarnya adalah rak buku.

Begitu juga dengan mantan Wakil Ketua DPR RI ini, ia juga mengunggah pose yang hampir mirip dengan Anies Baswedan, sedang duduk bersantai sambil memegang buku karya mantan Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta.

Berbeda dengan Anies Baswedan yang hanya menyertai postingan itu dengan caption singkat tanpa memberikan deskripsi mengenai buku yang dibacanya,“Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi.”

Fadli Zon mengunggah foto itu disertai dengan deskripsi mengenai buku yang dibacanya. Bahkan deskripsinya cukup panjang, Fadli Zon menganggap demokrasi di jaman Pemerintahan Soekarno, tidak jauh berbeda dengan jaman Pemerintahan Joko Widodo, saat ini.

“Sy baca ulang buku “Demokrasi Kita” karya Mohammad Hatta yg terbit 1 Mei 1960, 60 thn lalu. Kok masih relevan n keadaannya hampir sama dg skrg. Hatta kritik tajam pemerintahan Demokrasi Terpimpin yg otoritarian di bwh Presiden Soekarno. Buku kecil ini kemudian dilarang,” tulis Fadli Zon.

Menanggapi postingan Fadli Zon, sebuah akun Twitter bernama @zarazettirazr menuliskan komentar, bahwa tindakan Presiden Soekarno bertentangan dengan konstitusi.

“Kemudian Presiden Soekarno membubarkan konstituante yg dipilih oleh rakyat, sebelum pekerjaanya membuat UUD baru selesai.Dgn suatu dekrit dinyatakannya berlakunya kembali UUD tahun 1945. Sungguhpun tindakan Presiden itu bertentangan dgn Konstitusi dan merupakan suatu coup d’état,” tulis akun tersebut mengomentari cuitan Fadli Zon.

Fadli Zon sempat menyanggah komentar dari @zarazettirazr, berikut ini sanggahan Fadli Zon itu:

”Bukan kemudian Uni tapi sebelumnya. Kemudian Partai Masyumi n PSI dibubarkan sepihak. Buku kecil ini diterbitkan oleh Pandji Masjarakat pimpinan Buya Hamka. Majalah Pandji kemudian dibreide,” tulis Fadli Zon menanggapi komentar itu.

Tak ayal, kedua tokoh politik itu jadi sorotan warganet, mereka merespons unggahan dua tokoh politik itu dengan beragam tanggapan. Bahkan, ada yang mengaitkannya dengan tindakan represif Pemerintahan Jokowi.***
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita