Wagub DKI Respons Sentilan Mahfud: Tak Ada Hubungannya Pilkada dengan Corona

Wagub DKI Respons Sentilan Mahfud: Tak Ada Hubungannya Pilkada dengan Corona

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyebut DKI Jakarta memiliki angka infeksi virus Corona (COVID-19) tertinggi walaupun tidak menggelar pilkada. Menurut Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, virus Corona dan pilkada tidak ada hubungannya.

"Yang dimaksud Pak Mahfud adalah antara Corona sama pilkada tidak berkolerasi langsung. Tidak otomatis kalau ada pilkada ada Corona, nggak ada hubungannya pilkada dengan Corona. Sejauh kalau pilkada dilaksanakan protokol COVID, tentu tidak akan menjadi klaster baru," kata Riza kepada wartawan di Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (4/10/2020).

Riza mengatakan tinggi atau tidak angka penyebaran virus Corona juga tergantung dari kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan. Wagub yang kerap disapa Ariza itu menekankan, apapun kegiatannya, termasuk pilkada, angka penyebaran Corona akan meningkat jika warga tidak patuh menjalankan protokol kesehatan.

"Apapun kegiatannya, jangankan pilkada, hari-hari kita juga kalau nggak melaksanakan protokol COVID, protokol kesehatan, tidak melaksanakan 3M, tidak menggunakan masker, tidak jaga jarak, ya, terjadi penyebaran, penularan," sebutnya.

"Jadi semuanya bukan pada kegiatannya, tapi sejauh mana kita bisa melaksanakan protokol COVID. Kalau kita melanggar protokol COVID, apapun kegiatannya tentu akan menjadi klaster baru untuk itu," sambung dia.

Karena itu, Ariza mengajak agar semua pihak agar mematuhi protokol kesehatan. "Kita minta, yang paling penting memastikan di semua kegiatan, apapun bentuk kegiatannya, mari kita melaksanakan protokol COVID," imbau Ariza.

Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud Md berbicara tentang kaitan pilkada dan penularan COVID-19. Dia mengatakan ada penurunan jumlah daerah zona merah di wilayah yang menggelar Pilkada 2020.

"Berdasarkan data perkembangan zona tentang COVID, kan ada zona merah, oranye, kuning, hijau, itu menarik. Di daerah-daerah yang ada pilkada, di 309 daerah itu justru zona merah turun dari 45 menjadi 29," kata Mahfud dalam rapat analisa dan evaluasi pelaksanaan kampanye Pilkada Serentak 2020, di Kemendagri, Jakarta, Jumat (2/10).

Sementara itu, kata Mahfud, di kabupaten/kota yang tak menggelar pilkada justru ada peningkatan jumlah zona merah. Menurut Mahfud, dari yang semula ada 25 wilayah kini menjadi 33 kabupaten/kota dalam seminggu terakhir.

"Di DKI dan Aceh tidak ada pilkada, justru angka infeksi tinggi. Di Aceh naik, di DKI selalu jadi juara 1 tertinggi penularannya," ucap Mahfud.[]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA