Tokoh NU: Saya Marah Melihat Ketulian Pemerintah dan DPR Sekarang!

Tokoh NU: Saya Marah Melihat Ketulian Pemerintah dan DPR Sekarang!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sikap DPR dan Pemerintah RI yang seolah tak mau mendengarkan suara rakyat menuai amarah dari Intelektual Nadhatul Ulama (NU) Ulil Absha Abdalla.

Pria yang kerap disapa Gus Ulil ini mengaku bahwa dirinya benar-benar marah melihat ketulian para pejabat negara tersebut.

"Saya benar-benar marah melihat ketulian pemerintah dan DPR sekarang ini," ujarnya seperti dikutip Suara.com, Jumat (9/10/2020).

Menurutnya, sikap DPR dan pemerintah kini terlalu arogan. Sebab, mereka terkesan menutup telinga mendengar jeritan publik yang keberatan akan keputusannya. Dengan kata lain, masyarakat sedang disepelekan.

"Arogansinya keterlaluan. Publik disepelekan. Kita sebagai masyarakat ndak 'direken blas'," tukas Gus Ulil.

Oleh sebab itu, Gus Ulil pun menjadi paham kenapa buruh, mahasisiswa, dan sejumlah elemen masyarakat turun ke jalan dan memprotes UU Cipta Kerja.

Gus Ulil menyoroti maraknya aksi demonstrasi di berbagai kota yang tak sedikit diantaranya sampai menimbulkan bentrok antara pendemo dengan pihak kepolisian.

"Saya paham kenapa buruh dan mahasiswa protes di mana-mana kemarin," imbuhnya.

Sikap marah Gus Ulil yang dituangkannya lewat jejaring Twitter @ulil tersebut mendapat berbagai reaksi dari warganet.

Sejumlah warganet pun merasakan keresahan yang sama. Menurut mereka, pemerintah dan DPR kini tidak menunjukkan rasa peduli mereka kepada warga. Padahal mereka duduk di pemerintahan sebagai wakil rakyat.

"Nggih Gus. Di samping substansi UU Cipta Kerja ada beberapa poin yang memprioritaskan para pebisnis dan ketamakan para investor. Saya juga sangat kecewa terhadap ketulian dan ketidakpedulian para pejnguasa yang selayaknya bersuara langsung memberi transparasi, keterbukaan mengenai UU tersebut," kata salah seorang warganet.

Tak hanya itu, sejumlah warganet lain pun menyayangkan sikap Presiden Jokowi yang malah melakukan kunjungan kerja di Kalimatan.

Sementara itu, aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja telah berlangsung di berbagai kota. Tak sedikit pula dari aksi tersebut yang berujung dengan bentrok panjang pihak kepolisian dan warga sipil.

Warga masyarakat berharap agar UU Cipta Kerja dicabut atau dibatalkan saja. Sebab UU Cipta Kerja ini dirasa hanya akan menimbulkan sengsara dan berpihak kepada investor besar saja. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita