Rizal Ramli Sebut Perlakuan Aparat terhadap Aktivis KAMI Tidak Manusiawi, "Mereka Bukan Teror*s!"

Rizal Ramli Sebut Perlakuan Aparat terhadap Aktivis KAMI Tidak Manusiawi, "Mereka Bukan Teror*s!"

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Mantan Menko Maritim Rizal Ramli angkat bicara terkait penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap sejumlah aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) beberapa waktu lalu. Ia menanggapi adanya perlakuan yang dialami Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat yakni penggunaan baju tahanan dan kondisi tangan diborgol.

Beberapa aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) antara lain Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat saat ini ditahan oleh kepolisian Republik Indonesia. Mereka bukan saja ditahan, tapi juga disuruh mengenakan baju tahanan dan bahkan tangannya diborgol.

“Terus terang, kami (Rizal Ramli) dulu pernah ditahan oleh pemerintahan Orde Baru. Tapi mereka dulu itu sopan-sopan, bukan seperti cara yang dilakukan saat ini. Ini cara yang norak,” tegas Rizal Ramli dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk “Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, dari Pandemi Sampai Demonstrasi”, yang disiarkan oleh TVONE di Jakarta, tadi malam.

Begawan ekonomi nasional ini menyebutkan, bahwa di era pemerintahan Presiden Gus Dur, pihaknya berjuang memisahkan TNI dan Kepolisian RI. Tujuannya agar kepolisian betul-betul menjadi pengayom rakyat. “Tapi saat ini, ketika dwifungsi TNI dihilangkan, dan malah Kepolisian RI menjadi multifungsi,” tegas Rizal.

Adapun menurutnya, perlakuan terhadap para aktivis tersebut justru tidak akan membuat para aktivis tersebut takut, dan malah sebelaiknya, mereka akan semakin berani.

Rizal Ramli berharap agar aparat keamanan tidak bertindak di luar batas-batas kemanusiaan. “Para aktivis itu bukan seperti teroris karena itu gunakan cara-cara yang manusiawi dong, ini perlakuannya sangat luar biasa, sangat tidak manusiawi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat saat ini ditahan oleh kepolisian Republik Indonesia. Mereka bukan saja ditahan, tapi juga disuruh mengenakan baju tahanan dan bahkan tangannya diborgol kemudian dipertontonkan di depan khalayak umum.[]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA