Ray Ingatkan Polisi, Syahganda dan Jumhur Berjasa Pemisahan TNI dan Polri

Ray Ingatkan Polisi, Syahganda dan Jumhur Berjasa Pemisahan TNI dan Polri

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Alasan polisi menetapkan elite Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan (SN) dan Jumhur Hidayat (JH) hingga keduanya ditahan dianggap sangat berlebihan. Sebab, unggahan keduanya di media sosial tidak berhubungan jelas dengan aksi gelombang demonstrasi penolakan Omnibus Law.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti, Sabtu (17/10/2029).

Dia menjelaskan, setelah membaca dasar penetapan tersangka SN dan JH, ia merasa penahanan mereka amat sangat berlebihan.

"Jika dasar penetapan yang dimaksud seperti info yang beredar banyak di media, sungguh penetapan ini terlalu dipaksakan dan tidak beralasan. Unggahan dengan nada yang sama juga banyak beredar di berbagai macam," katanya.

Dia mengatakan, jika unggahan itu jadi dasar pemidanaan keduanya, banyak orang bisa saja dikenai pasal serupa. Dia bahkan menyatakan tidak adanya hubungan yang tegas antara aksi demonstrasi buruh, mahasiswa dan elemen masyarakat lain dengan unggahan itu.

Ray mengingatkan Polisi jasa kedua tahanannya itu. SN dan JH berjasa besar atas pemisahan antara Polri dan TNI. Keduanya bahkan berjasa besar dalam perjuangan reformasi tahun 1999.

"Tidak ada hubungan yang jelas dengan aksi penolakan Omnibus Law. Perlu diingatkan bahwa jasa SN dan JH pada kemandirian dan pemisahan Polri dari TNI tak terhingga. Untuk tujuan menjadikan polisi sebagai institusi sipil dan tujuan reformasi yang lain, kedua aktivis ini telah mengorbankan masa muda, studi dan waktunya. Bahkan mereka pernah dipenjara di zaman Orba. Jelas mereka bukan penjahat," katanya.

Dia menjelaskan, karena jasa keduanya itu, penahanan terhadap keduanya jelas melukai perasaan publik. Terutama mereka yang bersinggungan langsung dengan proses penggulingan rezim militer Soeharto.

"Polisi yang memperlakukan mereka seolah seperti penjahat yang diburu dan ditakuti, terasa sangat melukai perasaan siapapun yang mengenal dan mengetahui jasa mereka untuk reformasi di mana salah satunya adalah menciptakan kemandirian polisi seperti saat ini," ujarnya.

Karena itu, Ray meminta Polisi untuk tidak melupakan jasa keduanya. Termasuk efek langsung perjuangan reformasi dengan kemandirian polisi saat ini.

"Janganlah kita seperti lupa kacang pada kulitnya. Amat sangat penting mengingat kembali pesan pak Habibie, Penjara itu hanya bagi orang kriminal. Bukan bagi orang yang berpendangan lain," katanya. []

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA