Pertempuran Sengit Nagorno-Karabakh Berlanjut, Azerbaijan Serang Kota Stepanakert

Pertempuran Sengit Nagorno-Karabakh Berlanjut, Azerbaijan Serang Kota Stepanakert

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pertempuran sengit antara pasukan Armenia dan Azerbaijan terus berlanjut pada Minggu (4/10). Pasukan Azerbaijan dilaporkan menembaki kota utama di Nagorno-Karabakh, Stepanakert.

Jurubicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan mengatakan, pasukan Azerbaijan menyerang Stepanakert dengan roket hingga listrik di sana padam.

"Pasukan Azerbaijan menembaki sasaran sipil di Stepanakert dengan roket," jelas Hovhannisyan kepada AFP.

Tim AFP yang berada di lapangan juga melaporkan adanya suara sirine pada pukul 09.30 waktu setempat yang diikuti oleh beberapa ledakan.

Sementara itu, pihak berwenang Azerbaijan berdalih, serangan tersebut merupakan tindakan balasan atas tembakan roket yang dikirim Armenia dari Stepanakert.

Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan angkatan bersenjata Armenia menembakkan roket ke kota Terter dan Horadiz di wilayah Fizuli dari Stepanakert.

Selain itu, Azerbaijan juga mengatakan, kota terbesarnya, Ganja, diserang oleh roket dan tembakan dari pasukan Armenia.

Sehari sebelumnya, Sabtu (3/10), pertempuran kembali terjadi. Azerbaijan mengaku telah mengambil alih kendali beberapa desa di Nagorno-Karabakh. Di antaranya adalah Madagiz, Talish, Mehdili, Chaxirli, Ashagi Maralyan, Sheybey, Guyjag, dan Ashagi Abdurrahmanli.

Pertempuran sengit yang terjadi di Nagorno-Karabakh kali ini merupakan kelanjutan dari bentrokan yang terjadi antara kedua pasukan pada Minggu (27/9).

Sejak insiden tersebut, sebanyak 240 orang meninggal dunia, termasuk 30 warga sipil.

Di tengah-tengah pertempuran, banyak negara telah menyerukan gencatan senjata karena dikhawatirkan dapat meluas menjadi perang yang menyedot kekuatan Turki dan Rusia.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah memperingatkan Turki yang mendukung Azerbaijan karena telah mengirimkan para pejuang Suriah ke Nagorno-Karabakh, yang menambah kompleksitas konflik. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita