Moeldoko Balik Tanya ke Din Syamsuddin: Siapa yang Ngancam KAMI?

Moeldoko Balik Tanya ke Din Syamsuddin: Siapa yang Ngancam KAMI?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah melempar ancaman terkait hadirnya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI. Moeldoko menegaskan pihaknya hanya membuka dialog.

"Le ngancem, sopo le ngancem (siapa yang mengancam, siapa yang mengancam), tidak ada yang mengancam kok," kata Moeldoko saat ditemui wartawan di Graha Suara Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta, Jumat (2/10/2020).

Moeldoko pun membantah Presidium KAMI Din Syamsudin soal tudingan melempar ancaman terkait KAMI. Moeldoko menyebut pernyataannya itu untuk berdialog.

"Tidak ancaman, ancamannya ada di mana. Dialog itu, dialog online," ucapnya secara singkat.

Sebelumnya diberitakan, Moeldoko sebelumnya mengingatkan jangan sampai KAMI mengganggu stabilitas politik. Menyikapi hal ini, Presidium KAMI Din Syamsuddin mengatakan Moeldoko tak perlu melempar 'ancaman' karena KAMI bukan kumpulan orang pengecut.

"KAMI mengingatkan Bapak KSP Moeldoko dan jajaran kekuasaan untuk tidak perlu melempar 'ancaman' kepada rakyat. Pada era demokrasi modern dewasa ini arogansi kekuasaan, sikap represif dan otoriter sudah ketinggalan zaman," kata Din, dalam keterangannya, Jumat (2/10).

"Bagi KAMI, semakin mendapat tantangan dan ancaman, akan menjadi pelecut untuk tetap beristikamah dalam perjuangan. KAMI bukan kumpulan orang-orang pengecut, karena para insan yang bergabung dalam KAMI adalah mereka yang menyerahkan segala urusan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Allah SWT, dan hanya takut kepada-Nya," ungkapnya.

Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian sebelumnya mengatakan tak ada nada ancaman dari pernyataan Moeldoko. Donny menyebut Moeldoko sekadar mengingatkan jangan sampai KAMI berpolitik praktis dan menimbulkan instabilitas politik.

"Tidak ada ancaman. Itu mengingatkan, memberikan masukan dalam demokrasi wajar, tetapi jangan kebablasan. Tahu batas. Bahwa kita sekarang sedang mengalami krisis. Yang dibutuhkan stabilitas, bukan instabilitas. Kalau bermain politik, tentu apabila ada yang kebablasan atau langgar aturan, pasti ada konsekuensinya," ujar Donny saat dihubungi siang ini. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita