Menyatu, PDIP: Kompak Menangkan Eri-Armuji

Menyatu, PDIP: Kompak Menangkan Eri-Armuji

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Kader-kader senior PDIP dan aktivis Pro-Mega di Kota Surabaya semakin menyatu memenangkan Cawali-Cawawali Eri Cahyadi-Armuji. Mereka menggerakkan "Posko Banteng Lawas" dan menggalang suara untuk memenangkan Eri-Armuji.
Deklarasi "Posko Banteng Lawas" dilakukan Kamis (22/10/2020), dipimpin oleh Saleh Ismail Mukadar, Ketua DPC PDIP Surabaya 2005-2010 dan karib dari mantan wali kota Surabaya yang kini menjadi anggota DPR RI dari PDIP, Bambang DH.

Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, kehadiran para kader senior membuat gerak pemenangan Eri-Armuji kian melaju kencang.

"Beliau-beliau adalah pejuang partai, bahkan sejak era Orde Baru di mana Ibu Megawati Soekarnoputri dikuyo-kuyo oleh rezim. Beliau-beliau kenyang pengalaman dan punya akar yang kuat. Tentu ini semakin memperkencang gerak pemenangan Mas Eri dan Cak Armuji, yang tak lain adalah kemenangan rakyat," ujar Adi.

Adi memaparkan, para "banteng lawas" mempunyai pengaruh di kalangan Sukarnois, rakyat kecil, dan kaum nasionalis. "Kerja gotong royong memastikan bahwa kekuatan rakyat, wong cilik di kampung-kampung, akan mampu mengalahkan kekuatan politik yang mengandalkan uang dan tradisi transaksional semata dalam Pilkada 2020 pada 9 Desember mendatang," tegas Adi.

Sementara itu, dalam deklarasi dukungan dari para "banteng lawas", Saleh Ismail Mukadar mengatakan, kepentingan wong cilik di Surabaya harus terus dibela.


"Kami turun tidak sekadar untuk memenangkan. Kami semua tergerak karena ingin kepemimpinan PDIP di Surabaya terjaga, yaitu kepemimpinan yang pro wong cilik, yang welas asih, yang menjaga kebhinnekaan. Itu semuanya harus dijaga, jangan ada yang merusak," ujar Saleh.

"Yang namanya banteng, sampai kapan pun ya tetap banteng. Maka kami solid bergerak bersatu," imbuhnya.

Saleh mengatakan, para "banteng lawas" terpanggil dan semakin bersemangat karena mendengar ada sejumlah pihak yang ingin meninggalkan wong cilik, rakyat di kampung-kampung, dalam kebijakan pemerintah kota ke depan. Ada pihak yang hanya ingin Surabaya membangun gedung-gedung tinggi dan meninggalkan wong cilik di belakang.

"Banteng harus berjuang sekuat tenaga membela wong cilik. Setiap ada kelompok politik yang alergi kepada wong cilik, saat itulah banteng berdiri di garis terdepan untuk membela wong cilik dan rakyat kebanyakan," tegas Saleh yang ketua DPC PDIP Surabaya 2005-2010.

"Platform kerakyatan selama ini telah melandasi kerja saya di Pemkot Surabaya, ke depan ya pasti semakin mengutamakan wong cilik. Sekolah dan berobat tetap gratis. Jangan ada warga susah makan. Ekonomi rakyat dihidupkan. Dan sebagainya, semua berbasis kebutuhan rakyat kecil," tegas mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita