Jika Terjadi Perang Konvensional, Laut Natuna Utara Dibutuhkan AS untuk Lindungi Sekutunya

Jika Terjadi Perang Konvensional, Laut Natuna Utara Dibutuhkan AS untuk Lindungi Sekutunya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Posisi Indonesia sangat strategis dalam peta global, sehingga banyak negara yang ingin menjalin kerja sama. Tak terkecuali dua negara besar, China dan Amerika Serikat.

Begitu kata anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menanggapi kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Amerika Serikat akhir pekan ini.

“Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis tentu saja membuat negara manapun ingin bekerjasama dengan kita, termasuk Amerika dan China,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/10).

Legislator dari PPP ini mencontohkan strategisnya wilayah Indonesia dalam konflik Laut China Selatan. Di mana China terus mengklaim sembilan garis putus yang menjadi penanda perairan tradisionalnya di wilayah tersebut. Padahal klaim itu menabrak sejumlah teritori negara di Asia Tenggara.

Posisi Laut Natuna Utara pun menjadi bagian penting bagi Amerika Serikat untuk melindungi sekutunya dari ancaman China.

“Amerika tentu saja berkepentingan melindungi sekutunya yang berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan, yaitu Filipina,” bebernya.

“Sementara, jika terjadi perang konvensional antara Amerika dan Sekutunya melawan China, maka wilayah perairan Indonesia, terutama perairan Natuna sangat dibutuhkan untuk menyerang China,” imbuhnya.

Meski ada ketegangan dari dua kubu tersebut, Indonesia tidak mungkin berpihak. Ini lantaran Indonesia menganut sistem politik luar negeri bebas aktif.

“Jadi erjasama dengan negara manapun asalkan menguntungkan bagi Indonesia tentunya kita sambut dengan baik, tak terkecuali dengan Amerika dan China,” tandasnya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita