Gelar Aksi Demo, Ratusan Mahasiswa UNS Nyatakan Mosi Tak Percaya pada Pemerintah

Gelar Aksi Demo, Ratusan Mahasiswa UNS Nyatakan Mosi Tak Percaya pada Pemerintah

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Ratusan mahasiswa UNS melakukan aksi demo di depan pintu gerbang UNS, Selasa (06/10). Aksi demo ini dilakukan menanggapi disahkannya Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR sejak Senin kemarin (05/10). 

Dalam aksi demo itu, ratusan mahasiswa ini menyatakan sikap dengan mosi tidak percaya kepada DPR dan Presiden RI.  

"Kami mahasiswa UNS dengan ini menyatakan pertama; mosi tidak percaya kepada DPR RI dan Presiden Jokowi yang telah berkhianat kepada rakyat dan konstitusi. Karena telah berkhianat kepada rakyat dan konstitusi dengan mengesahkan Omnibus Law Cipta Kerja di saat rakyat dilanda kesusahan besar di masa pandemi COVID-19," ucap Ketua BEM UNS, Mohammad Zaenal Arifin saat orasi. 

Selanjutnya disampaikan bahwa mahasiswa UNS tersebut mendesak Presiden Joko Widodo untuk membatalkan undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja dengan mengeluarkan Perppu. 

"Ketiga, kami mengecam keras dengan pemerintah dan aparat keamanan yang sering bertindak represif dan kriminalisasi oleh rakyat kepada rakyat dalam upaya pengesahan undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja," tegas Mohammad Zaenal Arifin. 

Kemudian pada poin orasi yang keempat, pihaknya ingin mengajak kepada segenap rakyat Indonesia yang cinta akan kemerdekaan untuk tidak pernah berhenti menyuarakan mosi, tidak percaya dan melakukan perlawanan sampai RUU Omnibus Law Cipta Kerja dibatalkan. 

"Kami menyatakan, mahasiswa UNS mosi tidak percaya kepada Presiden Jokowi dan Wakil Rakyat Indonesia. Batalkan Omnibus Law atas nama Sebelas Maret menggugat," tegas Mohammad Zaenal Arifin saat orasi.  

Di lain pihak menurut Humas Aksi Demo, Daffa Maulana, nantinya setelah para mahasiswa ini lulus tentunya akan terjun di dunia kerja dan banyak yang menjadi karyawan, sehingga ini adalah bentuk solidaritas untuk teman-teman buruh yang bekerja. 

"Kita mahasiswa maupun pelajar di Indonesia, ketika kita nanti sudah lulus banyak yang menjadi karyawan dan lain-lain, kenapa kami istilahnya menolak Omnibus Law ini karena kita solidaritas untuk teman-teman buruh yang bekerja," tutup Daffa Maulana. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA