Demo Rusuh, PA 212 Duga Oknum Aparat Nyamar lalu Bikin Provokasi

Demo Rusuh, PA 212 Duga Oknum Aparat Nyamar lalu Bikin Provokasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Aksi demo PA 212 cs yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis atau ANAK NKRI, menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Jakarta, Selasa (13/10) kemarin berakhir menjadi kerusuhan.

Atas kerusuhan tersebut, polisi menangkap ribuan orang yang melakukan perusakan dan menyerang aparat yang menjaga aksi demo tersebut.

Mabes Polri menyebut, 806 orang di antaranya masih berstatus pelajar karena ikut demo bertajuk Aksi 1310 itu.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin menyebut keterlibatan pelajar dalam aksi tersebut sebagai hal yang biasa.

Sebab, ia menyebut, pelajar STM memang memiliki semangat yang sangat luar biasa.

“Namanya juga pelajar STM memang luar biasa semangat juang mereka, karena saya juga alumnus STM Negeri 1 Boedi Oetomo, jadi tahulah bagaimana semangatnya adik-adik kita itu,” ujar Novel dikonfirmasi wartawan, Rabu (14/10/2020).

Anak buah Habib Rizieq Shihab ini mengatakan, sejatinya anak-anak STM itu bisa damai. Akan tetapi, jika diganggu, mereka tentu tidak akan tinggal diam.

Terkait demo 1310 yang berakhir jadi kerusuhan, Novel menyebut hal itu diduga karena ada pihak yang melakukan provokasi. Bahkan, ia menyebut bahwa provokasi itu dilakukan oleh aparat sendiri.

“Diduga dari oknum aparat juga. Baik yang menyamar sebagai pelajar atau mahasiswa, atau warga sipil di tengah massa. Lalu membuat provokasinya,” ujarnya dilansir JPNN.

Selain itu, pihaknya menduga ada oknum warga sipil yang memang dikondisikan oleh aparat untuk memancing emosi para pelajar dan peserta aksi.

“Hingga akhirnya petugas menembakan gas air mata untuk mengurai massa,” katanya.

Untuk diketahui, berdasarkan data kepolisian, sebanyak 806 pelajar ditangkap Polda Metro Jaya terkait demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja pada Selasa (13/10) kemarin.

Rinciannya, Jakarta Pusat 98 orang, Jakarta Selatan 80 orang, Jakarta Timur 62 orang, Jakarta Utara 70 orang, Jakarta Barat nihil.

Kemudian, Kota Tangerang 48 orang, Kabupaten Bekasi 108 orang, Depok 55 orang, Tangerang Selatan 44 orang, dan Kota Bekasi 47orang. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA