Ahmad Syaikhu Jadi Presiden PKS, IPO: Lompatan Mengejutkan!

Ahmad Syaikhu Jadi Presiden PKS, IPO: Lompatan Mengejutkan!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO

Terpilihnya Ahmad Syaikhu sebagai Presiden PKS periode 2020-2025 dinilai sebagai lompatan besar. Sebab, pemilihan elite tertinggi partai berlogo bulan sabit kembar itu tak lagi disandarkan kepada senioritas dan ketokohan nasional.

"Ini lompatan besar bagi PKS sekaligus mengejutkan, di mana kepemimpinan internal PKS tidak lagi disandarkan pada Baca juga:

Air Mata Ahmad Syaikhu Dapat Amanah Pimpin Partai Keadilan Sejahtera atau ketokohan nasional, dalam hitungan struktur politik, Ahmad Syaikhu tentu bisa

Air Mata Ahmad Syaikhu Dapat Amanah Pimpin Partai Keadilan Sejahtera cemerlang karena cepatnya menaiki tangga popularitas di PKS," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat dihubungi detikcom, Rabu (7/10/2020).


Dedi mengatakan selama ini mantan wakil wali kota Bekasi tidak terlalu menonjol dibandingkan tokoh-tokoh lain di PKS, sebut saja Ahmad Heryawan yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Namun, menurutnya, ada faktor lain yang membuat Syaikhu layak diperhitungkan dalam bursa presiden PKS.

Bagian mengejutkannya karena selama ini kepemimpinan PKS di dominasi tokoh senior di DPP, sementara Ahmad Syaikhu jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain di PKS, tentu bukan kelompok potensial, hanya saja ketokohan Ahmad Syaikhu menonjol sejak keikutsertaannya dalam Pilgub Jabar," tutur Dedi.


Pernyataan itu tak berlebihan, pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) menjadi 'kuda hitam' dalam Pilgub Jabar 2018.
Soal hitung-hitungan apakah Ahmad Syaikhu akan menaikkan elektabilitas calon yang diusung PKS di Pilkada Serentak 2020, Dedi mengatakan hal itu tidak akan berdampak secara signifikan.

"Tidak secara signifikan, selama ini corak keterpilihan PKS berdasarkan jaringan kader, bukan karena faktor ketokohan Presidennya, sehingga akan bergantung bagaimana Ahmad Syaikhu lakukan konsolidasi internal, jika solid maka akan solid pula hingga ke pemilih. Dan itu menandai pengaruh PKS secara kolektif, bukan faktor perseorangan," tutur Dedi. itu memperoleh 28,74 persen dukungan atau 6.317.465 suara. Terpaut 4,14 persen dari pemenang Pilgub Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dengan 32,88 persen suara.

Pasangan ini juga bahkan mengungguli pasangan Dedi Mulyadi-Dedi Mizwar yang dari awal diprediksi akan bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Uu.


Walau memiliki lompatan baru dalam pemilihan nakhoda partai, setidaknya Dedi masih melihat ada tradisi yang tak luntur dalam pemilihan Majelis Syuro PKS. Habib Salim Segaf Aljufrie terpilih lagi sebagai Ketua Majelis Syuro (MS) PKS.

Habib Aboe Bakar Alhabsyi juga dipilih sebagai Sekretaris Jenderal menggantikan Mustafa Kamal, kemudian Eks Presiden PKS Sohibul Iman, Ahmad Heryawan dan Suharna Surapranata terpilih sebagai wakil ketua Majelis Syuro pada Senin (5/10/2020).

"Tetapi, hal yang masih sama adalah keterpilihan Presiden PKS selalu tokoh yang dekat dengan majelis syuro, dan ini bisa kita lihat bagaimana mereka yang tidak dekat justru akan tersingkir, Fahri Hamzah misalnya," ucap Dedi.

Soal hitung-hitungan apakah Ahmad Syaikhu akan menaikkan elektabilitas calon yang diusung PKS di Pilkada Serentak 2020, Dedi mengatakan hal itu tidak akan berdampak secara signifikan.

"Tidak secara signifikan, selama ini corak keterpilihan PKS berdasarkan Baca juga:

Air Mata Ahmad Syaikhu Dapat Amanah Pimpin Partai Keadilan Sejahtera kader, bukan karena faktor ketokohan Presidennya, sehingga akan bergantung Soal hitung-hitunganBaca juga: apakah Ahmad Syaikhu akan menaikkan elektabilitas calon yang diusung PKS di Pilkada Serentak 2020, Dedi mengatakan hal itu tidak akan berdampak secara signifikan.


"Tidak secara signifikan, selama ini corak keterpilihan PKS berdasarkan jaringan kader, bukan karena faktor ketokohan Presidennya, sehingga akan bergantung bagaimana Ahmad Syaikhu lakukan konsolidasi internal, jika solid maka akan solid pula hingga ke pemilih. Dan itu menandai pengaruh PKS secara kolektif, bukan faktor perseorangan," tutur Dedi. Ahmad Syaikhu lakukan konsolidasi internal, jika solid maka akan solid pula hingga ke pemilih. Dan itu menandai pengaruh PKS secara kolektif, bukan faktor perseorangan," tutur Dedi.(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita