Sri Mulyani Pastikan RI Resesi, Apa yang Bakal Terjadi?

Sri Mulyani Pastikan RI Resesi, Apa yang Bakal Terjadi?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resesi pada kuartal III-2020. Menurut para ekonom, kondisi tersebut akan berdampak pada pelemahan daya beli hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Pastinya daya beli akan tambah melemah," kata Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto saat dihubungi detikcom, Selasa (22/9/2020).

Dia juga menilai dampak dari resesi ini akan membuat PHK yang sudah terjadi sejak awal pandemi COVID-19 terus berlanjut. Pegawai yang saat ini statusnya dirumahkan dan kena pemotongan gaji pun bisa bernasib lebih buruk.

"Ya dugaan saya, PHK akan terus berlanjut itu," sebutnya.

Dihubungi terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet juga menyatakan daya beli akan melemah.

"Nah karena belum pulihnya daya beli itu disebabkan oleh misalnya masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan, kemudian memang bantuan yang disalurkan pemerintah juga memang belum cukup untuk misalnya mendorong daya beli ke level sebelum adanya pandemi. Nah kalau menurut saya memang kita lihat dampak yang paling terasa tentu melemahnya daya beli," jelasnya.

Dia menerangkan bahwa imbas PHK di tengah resesi akan membuat jumlah pengangguran semakin bertambah.

"Dampak lain ialah potensi semakin bertambahnya jumlah pengangguran karena kalau kita melihatkan di beberapa survei BPS, khususnya beberapa hari ini disebutkan bahwa banyak sektor yang kemudian melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawannya," tambah Yusuf.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resmi resesi pada kuartal III-2020. Hal itu menyusul revisi proyeksi yang dilakukan Kementerian Keuangan.

Sri Mulyani mengatakan, pihak Kementerian Keuangan melakukan update proyeksi perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan menjadi minus 1,7% sampai minus 0,6%.

"Forecast terbaru kita pada September untuk 2020 adalah minus 1,7% sampai minus 0,6%. Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal 3," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, Selasa (22/9/2020).

Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 minus 5,32%. Resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi nasional kembali negatif di kuartal berikutnya. Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita