Ruhut Dan Merongrong Pemerintah

Ruhut Dan Merongrong Pemerintah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


RUHUT muncul lagi horeee. Kali ini ia seru menggambar peta politik adanya tiga kelompok yang merongrong pemerintahan Jokowi. Ada kelompok Din Syamsuddin, kelompok 212, dan HTI.

Wuih hebat analisanya he he. Ruhut siap berjuang untuk Jokowi habis-habisan. Tunggu perintah dari bosnya, Megawati.

Tiga kelompok lawan tiga Ruhut. Ruhut kesatu Ruhut PDIP, Ruhut kedua Ruhut Demokrat, Ruhut ketiga Ruhut Golkar.

Mati-matian Ruhut bela PDIP serasa kader "aseli". Seperti dulu kader paling Demokratnya dan paling Golkarnya. Tapi wajar lah memang kondisi bangsa ini sedang dilanda politik "angin-anginan". Kemana angin bergerak ke situ sang oknum berpijak eh berpihak.

Mengerikan budaya politik menjilat tengah melanda dahsyat. Serasa para demang yang sedang membela penguasa kumpeni. Tidak peduli tingkat kejahatannya. Menindas bangsanya sendiri.

Persetan dengan harga diri karena yang penting diri ada "harga". Jadi "buzzer" atau "influencer" sama saja. Yang jelas semua ada pembina yang meng"order".

Sentimen kepada oposisi atau Islam kah tuan Ruhut ini? Ia sebut KAMI kelompok Din Syamsuddin yang tokoh Islam, 212 juga aksi umat Islam terhadap penista agama Ahok, HTI juga pergerakan Islam. Mau bicara dan nyatakan bahwa perongrong pemerintahan Jokowi-Maruf itu umat Islam ?

Jika itu yang dimaui oleh Ruhut mungkin umat Islam akan memberi predikat Ruhut sebagai "musuh umat". Jika demikian maka umat Islam tentu sangat siap menghadapi apa maunya Ruhut. Bertarung di semua lini. Toh, cuma sekedar Ruhut.

Sebagai orang yang mengerti hukum tentu Ruhut paham bahwa menyebut Din Syamsuddin dan kelompoknya sebagai perongrong pemerintah itu harus dibuktikan dan jika tidak, maka berbalik menjadi delik. Fitnah dan pencemaran.

Lalu benarkah pemerintah merasa terongrong ? Mahfud, Luhut, Moeldoko atau "tokoh" pemerintah lainnya pada diam dan tidak ada ungkapan merasa terongrong.

Lagi pula apakah agar tidak terongrong maka pemerintah tidak boleh dikritik? Suara beda dibungkam dan semua menurut patuh pada pemerintah? Of course, No.

Pemimpin yang tidak kompeten tidak boleh dibiarkan. Apalagi sewenang-wenang menguras kekayaan negara dan memeras warga negara. Hancur bangsa jika tidak ada pengawasan dan koreksi.

Ruhut mesti sadar bahwa negara ini sedang sakit. Mungkin juga sekarat. Disebabkan oleh merajalelanya korupsi, kolusi, dan nepotisme, tingginya tingkat kesenjangan sosial, serta negara yang dikuasai kepentingan asing.

Benar bahwa "covid" merupakan ancaman bagi semua baik pemimpin maupun rakyat. Tetapi pemimpin "stupid" adalah penyakit yang jauh lebih berbahaya.

Ruhut boleh memetakan berdasarkan asumsi sendiri tentang kelompok perongrong, tapi rakyat juga memetakan dimana Ruhut Sitompul berada. Tak ada kekuasaan yang abadi. Kita lihat saja.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita